Begini Cara Lapor SPT Pajak Bagi Suami dan Istri yang Bekerja

Ilustrasi Mengisi SPT Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Bagi yang sudah berkeluarga dan sumber penghasilannya tidak hanya dari suami, ada cara pelaporan Surat Pemberitahunan (SPT) Pajak yang lebih mudah. Sehingga, pelaporan tidak dilakukan terpisah, tapi disatukan antara suami dan istri.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Hestu Yoga Saksama, menyarankan agar nomor pokok wajib pajak (NPWP) istri disatukan dengan suami. Sehingga, pelaporan SPT istri bisa disatukan dengan suami.

"Sudah ada kepala keluarga, lalu penghasilan istri SPT-nya bisa dimasukkan ke suami. Nanti, saat suami menerima bukti potong dari perusahaan dan begitu juga istri, mereka tinggal bawa lalu laporkan ke Ditjen Pajak," kata Hestu di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta Selatan, Senin (25/2).

Hestu menjelaskan, pada lampiran pertama formulir SPT induk bisa diisi dengan penghasilan suami yang sudah dipotong pajak oleh pemberi kerja.

Lalu, di lampiran kedua baru masukkan data penghasilan istri yang juga sudah dipotong pajak oleh perusahaannya.

"Setelah itu, tinggal isi berapa penghasilan bruto, berapa pajak yang sudah dipotong, selesai. Ini akan memudahkan dalam pelaporan SPT suami isteri," katanya.

Suasana di Kantor Pajak jelang batas akhir SPT. Foto: Pranamya Dewati/kumparan

Selain itu, para istri diimbau mengajukan pengembalian NPWP ke kantor pelayanan pajak di mana dia mendaftar NPWP pertama kali. Sebab, sang istri bisa menggunakan NPWP suami saat sudah menikah.

"Pemotongan persentase income suami berkurang atau enggak dengan sistem ini? Kan ada penghasilan tidak kena pajak (PTKP) negara sebagai pengurang status kawin. Jadi sebenarnya tidak berpengaruh. Tetap kepala keluarga sesuai dengan kewajiban perpajakannya, jadi enggak masalah," tandasnya.