Beras dan Jeruk Mandarin Sebabkan Impor di Februari 2018 Naik 25,18%

15 Maret 2018 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tenau (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tenau (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laju impor selama Februari 2018 mencapai USD 14,21 miliar atau sekitar Rp 194,6 triliun (kurs Rp 13.700). Angka itu naik 25,18% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), namun turun 7,16% secara bulanan (month to month/mtm).
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, impor berdasarkan jenis barangnya, bahan baku atau penolong tercatat mencapai USD 10,58 miliar atau naik signifikan 20,75% (yoy). Disusul barang modal sebesar USD 2,25 miliar atau naik 32,23% (yoy).
Sementara impor barang konsumsi tercatat mengalami paling tinggi, mencapai USD 1,38 miliar atau mengalami kenaikan 5,32% (yoy) dan naik 1,36% (mtm).
Menurut Suhariyanto, salah satu pendorong tingginya impor selama bulan lalu adalah masuknya komoditas beras asal Thailand. Selanjutnya impor jeruk Mandarin dengan jenis Kino dari Pakistan.
"Kita tahu impor beras memang dilakukan sebesar 0,5 juta ton dari Thailand, dan kedua yaitu jeruk Mandarin jenisnya itu kino dari Pakistan nilainya USD 19,8 juta. Itu yang menyebabkan kenaikan," kata Suhariyanto di kantor BPS, Kamis (15/3).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan negara, impor dari China masih membanjiri Indonesia, yakkni mencapai 29% atau senilai USD 7,27 miliar selama Januari hingga Februari 2018,. Disusul Jepang sebesar 10,90% atau USD 2,73 miliar dan Thailand 6,51% atau USD 1,63 mliar.
"Yang diimpor tebesar dari China itu laptop dan notebook, serta iPhone. Sementara dari jepang itu motor, dan Thailand terutama raw sugar dan white rice," katanya.
Adapun untuk kinerja ekspor, selama Februari 2018 mencapai USD 14,10 miliar. Jumlah tersebut menurun 3,14% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), namun naik 11,76% secara tahunan (yoy).