Berita Terpopuler Bisnis di 2018: Ribut Susi-Sandi, Utang, Lorena Rugi

30 Desember 2018 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Susi vs Sandi jelang finish (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Susi vs Sandi jelang finish (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 sebentar lagi akan berakhir. Selama 1 tahun, beberapa berita ekonomi dan bisnis menjadi pembicaraan di kalangan pembaca dan netizen. kumparan merangkum 5 berita terpopuler dari sudut pandang jumlah pembaca sepanjang 2018, yakni dari 1 Januari hingga 30 Desember. Hasilnya, berita terkait Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti paling banyak dibaca di kanal kumparanBISNIS.
ADVERTISEMENT
Berikut daftar berita terpopuler di kumparanBISNIS sepanjang 2018:
1. Ribut Susi dan Sandiaga Uno soal Isu Nelayan Cantrang
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyemprot calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Susi kesal dengan ucapan Sandi yang merespons curhatan para nelayan cantrang di Tegal, Jawa Tengah.
Kekesalan Susi berawal saat Sandi mengisi agenda kampanye dengan mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalsari, Tegal. Ditemani Sudirman Said, Sandi menerima keluhan soal pelarangan cantrang. Sandi yang mendengarkan curhat merespons menjanjikan kebijakan dalam hal perikanan akan dipermudah.
Mendengar solusi dan janji Sandi terhadap para nelayan cantrang, Susi naik pitam.
"Satu kata saja goblok," tegas Susi dengan nada kesal saat dihubungi kumparan, Kamis (25/10).
Di mata Susi, cantrang merupakan alat tangkap tak ramah lingkungan dan merusak ekosistem laut, sehingga dia sangat anti dengan alat tangkap ikan itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, selain dianggap merusak penggunaan cantrang sebagai alat tangkap telah banyak merugikan negara. Dari hasil temuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), banyak kapal cantrang yang terbukti memodifikasi ukuran mata jaring bahkan tak segan memanipulasi ukuran kapal. Tujuannya jelas untuk meningkatkan penghasilan namun meminimalisir pembayaran pajak, dalam hal ini Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Susi memperkirakan kerugian negara mencapai Rp 13,17 triliun.
2. Harga BBM Pertamax di Jakarta Naik
PT Pertamina (Persero) pada 1 Juli menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax. Kenaikan tersebut berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax. (Foto:  ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, mengatakan kenaikan harga BBM jenis Pertamax dilakukan perusahaan untuk merespons harga minyak dunia yang terus melambung.
ADVERTISEMENT
"Ini karena harga minyak dunia naik sehingga ada penyesuaian harga untuk BBM Pertamax," kata Adiatma kepada kumparan, Minggu (1/7).
3. Bus Lorena Rugi Rp 38,46 Miliar di 2017
Pengelola bus Lorena, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) mengalami kerugian Rp 38,46 miliar selama tahun 2017, kerugian ini membengkak sekitar 35 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 28,406 miliar. Kerugian ini sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan pada tahun 2017 sebesar Rp 106 miliar atau menurun 15,9 persen dibadingkan periode sebelumnya Rp 126 miliar.
Bus Lorena (Foto: Facebook/The Original LORENA Tbk FANS CLUB)
zoom-in-whitePerbesar
Bus Lorena (Foto: Facebook/The Original LORENA Tbk FANS CLUB)
Mengutip laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/5), perseroan telah berusaha untuk menerapkan strategi dan efisiensi di segala bidang, namun kondisi minimnya jumlah penumpang berdampak negatif, hasilnya laba dan pendapatan perseroan kembali merosot.
ADVERTISEMENT
Selain itu, persaingan antar sesama operator transportasi darat Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) semakin tidak sehat sehubungan dengan semakin sulitnya mencari pangsa pasar
4. Faisal Basri: Indonesia Utang Banyak Bukan untuk Infrastruktur
Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengkritik penggunaan utang luar negeri pemerintah yang selama ini dinarasikan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Padahal, menurut data yang ia kumpulkan, utang luar negeri paling banyak digunakan untuk belanja pegawai.
Menurut datanya, proyeksi belanja pegawai pada 2018 adalah sebesar Rp 366 triliun, atau naik 28 persen sejak 2014. Sementara di posisi kedua adalah belanja barang sebesar Rp 340 triliun atau naik 58 persen sejak 2014.
Faisal Basri ekonom asal Universitas Indonesia (Foto: Dok. Institut Harkat Negeri)
zoom-in-whitePerbesar
Faisal Basri ekonom asal Universitas Indonesia (Foto: Dok. Institut Harkat Negeri)
Sementara infrastruktur, yang masuk dalam kategori kapital, berada di urutan ketiga yakni sebesar Rp 204 triliun atau naik 36 persen sejak 2014.
ADVERTISEMENT
"Infrastruktur itu paling banyak dibiayai dari utang BUMN, yang tidak masuk dalam kategori utang yang direncanakan," katanya di Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta, Selasa (3/4).
Proyek-proyek besar, menurutnya, kebanyakan dilakukan dengan penugasan kepada BUMN. Sebagian kecil dimodali dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan selebihnya BUMN disuruh mencari dana sendiri.
5. Forbes Umumkan 500 Perusahaan Terbaik Dunia, 6 dari Indonesia
Forbes mengumumkan perusahaan pemberi kerja terbaik di dunia tahun 2018. Dalam daftar Forbes' Global 2000, terdapat 500 perusahaan di dunia yang masuk kategori terbaik.
Dari daftar terbaru ini, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) mendominasi dengan 185 perusahaan, kemudian disusul oleh China dan Hong Kong dengan 80 perusahaan.
Peluncuran MITA Bank Mandiri. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran MITA Bank Mandiri. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Tahun ini, perusahaan asal Jerman mewakili posisi kedua dalam daftar 10 peringkat teratas, yakni perusahaan otomotif Daimler AG di peringkat 7 dan BMW di peringkat 10," tulis laporan Forbes, Rabu (24/10).
ADVERTISEMENT
Perusahaan perbankan masih mendominasi daftar 500 perusahaan terbaik dunia, di mana bank asal Thailand (Kasikornbank) berada di peringkat 8. Kasikornbank dinobatkan sebagai posisi tertinggi yang mewakili industri perbankan dunia di dalam 500 perusahaan terbaik dunia versi Forbes.
Sementara itu, enam perusahaan asal Indonesia masuk ke dalam daftar 500 perusahaan terbaik. Dua dari 6 perusahaan asal Indonesia tersebut masuk ke dalam daftar 100 teratas, yakni Bank Mandiri (peringkat 11) dan Bank Central Asia (BCA) (peringkat 32).
Menyusul di peringkar berikutnya, Gudang Garam peringkat 109, Telkom Indonesia peringkat 112, Bank Negara Indonesia peringkat 157, dan Bank Rakyat Indonesia peringkat 186.