BI Prediksi Neraca Perdagangan Surplus di Maret 2019

12 April 2019 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan selama Maret 2019 akan mencatatkan surplus. Meski tak menyebut secara spesifik nilai tersebut, bank sentral meyakini ekspor akan lebih tinggi di bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, perbaikan neraca perdagangan tersebut terindikasi dari membaiknya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Lagi-lagi, Mirza enggan menyebut nilai CAD tersebut.
"Maret angkanya masih raw, sudah ada indikasi, tapi tunggu lah. Saya rasa sesuai tren dari CAD yang membaik. Indikasinya surplus (neraca perdagangan)," ujar Mirza usai Jumatan di Masjid BI, Budi Kemuliaan, Jakarta, Jumat (12/4).
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat di wawancarai wartawan. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Namun demikian, Mirza belum memberikan proyeksi total neraca perdagangan sepanjang tahun ini. Menurutnya, bank sentral masih akan memantau segala perkembangan yang ada.
"Nanti lihat datanya saja," katanya.
Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan neraca perdagangan Indonesia masih akan melanjutkan defisit sepanjang tahun ini. Laju impor diperkirakan lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun ekspor masih melambat akibat anjloknya harga komoditas global.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan selama 2018 tercatat defisit USD 8,57 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan 2017 yang mencatatkan surplus USD 11,84 miliar. Neraca perdagangan ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah.
"Pertumbuhan impor kemungkinan akan terus melebihi pertumbuhan ekspor," tulis laporan Asian Development Outlook (ADO) 2019.
Adapun selama Februari 2019, neraca perdagangan mengalami surplus, di luar prediksi para ekonom. Surplus neraca perdagangan Februari 2019 sebesar USD 0,33 miliar, disebabkan oleh nilai ekspor yang tercatat sebesar USD 12,53 miliar, lebih tinggi dibandingkan impor yang sebesar USD 12,20 miliar.
Meski demikian, laju ekspor maupun impor sama-sama mengalami penurunan. Ekspor selama Februari 2019 turun 10,03 persen dari bulan sebelumnya. Ekspor migas maupun nonmigas mengalami penurunan, masing-masing sebesar 11,55 persen dan 9,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dari sisi impor, nilai impor tersebut turun cukup tajam sebesar 18,61 persen dibanding Januari 2019 dan turun 14,02 persen dari periode yang sama tahun lalu. Baik impor migas maupun nonmigas turun masing-masing sebesar 6,6 persen dan 20,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya.