BI: Tidak Semua Negara Bisa Melawan Penguatan Dolar

20 Agustus 2018 17:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terjadi, meskipun rupiah sempat menguat. Senin sore (20/8), nilai tukar rupiah terhadap dolar masih dijual pada angka Rp 14.604.
ADVERTISEMENT
Rupiah ternyata tak sendiri, beberapa mata uang negara lain juga keok terhadap penguatan dolar. Mata uang Turki, lira bahkan melemah hampir 30 persen sejak awal Agustus. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengakui tidak mudah untuk menahan pelemahan dan menaikkan nilai tukar rupiah saat ini
“Kami melihatnya tidak semua negara bisa membalik dolar. Semua melemah. Rupiah mungkin sekarang melemahnya 7 persen. India mungkin 9 persen, banyak negara lain yang 20 persen,” ungkap Nanang di Gedung BI, Jakarta, Senin (20/8).
Meski demikian, Nanang mengatakan pihaknya tidak tinggal diam. BI selama ini telah melalukan intervensi pasar terbuka, di antaranya dengan jalan lelang valuta asing (valas) atau Foreign Exchange (FX) swap agar pelemahan rupiah tidak terjadi secara signifikan.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
“Intervensi itu untuk menjaga supaya tidak terjadi lonjakan-lonjakan. Jadi kalau misalnya melemah, melemahnya pelan, gitu kan, perlahan, gradual. Jangan tiba-tiba melonjak tajam sehingga orang panik, seperti itu,” ujarnya.
Nanang menilai sulitnya membalikkan tren penguatan dolar karena Indonesia memiliki defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD). Meski demikian, Nanang meyakinkan bahwa cadangan devisa Indonesia masih dalam batas aman.
“Yang penting cadangan devisa aman,” tandasnya.