news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Blue Bird Luncurkan Taksi Listrik, Ini 5 Fakta Menariknya

23 April 2019 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama dalam acara Peluncuran mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama dalam acara Peluncuran mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Blue Bird Tbk menjadi perusahaan taksi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan taksi listrik. Kendaraan umum ini diluncurkan pertama kali pada Senin (22/4) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum 5 fakta menarik dari taksi listrik Blue Bird seperti dikutip, Selasa (23/4):
1. Luncurkan 30 Taksi Listrik, Ada yang Buatan Tesla
Pada proyek pertama, perusahaan meluncurkan 30 taksi. Kendaraan yang 100 persen diisi listrik ini diimpor dari dua produsen luar negeri, yakni dari BYD di China dan Tesla di Amerika Serikat.
BYD e6 menggendong baterai lithium ion dengan berkapasitas 61kwh, yang mampu menempuh jarak kurang lebih 300 km. Model ini memiliki empat kombinasi tenaga, mulai dari 101 dk (75 kW), 101+54 dk (75+40 kW), 215 dk (160 kW) dan 215+54 dk (160+40 kW).
BYD e6 jadi armada taksi listrik Bluebird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Sementara Tesla Model X 75D mengusung baterai 75 kWh, dapat melaju hingga jarak 380 km untuk penggunaan normal, dan sanggup berakselerasi dari 0-100 hanya dalam waktu 6 detik, dengan kecepatan maksimum mencapai 210 km/jam.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, mobil ini dipasarkan secara CBU melalui perusahaan importir mobil yaitu Prestige Motor, dan dijual dengan harga Rp 2,6 miliar.
2. Perusahaan Rogoh Kocek Rp 40 Miliar
Direktur Blue Bird, Adrianto Djokosoetono, mengatakan perusahaan juga menyiapkan 11 stasiun pengisian listrik untuk taksinya di kantor mereka. Untuk menyiapkan itu semua, modal yang dikeluarkan mencapai puluhan miliar rupiah.
"Investasinya sekitar Rp 40 miliar untuk 30 mobil tersebut dan 11 SPL di sini ya. Rencananya bakal tambah 1 atau 2 stasiun pengisian lagi di sini," kata Adrianto di Kantor Pusat Blue Bird, Mampang, Jakarta Selatan.
Seorang petugas mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (22/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
3. Tarifnya Masih Sama dengan Taksi Konvensional
Adri juga menjelaskan, hingga saat ini tarif yang dipatok perusahaan untuk taksi listrik masih sama dengan taksi konvesional.
ADVERTISEMENT
Belum ditentukannya tarif baru ini karena perusahaan masih menghitung secara keekonomian. Sebab, mobil yang dibeli perusahaan tidak murah. Total biaya yang dibutuhkan untuk membeli 30 taksi listrik ini mencapai Rp 40 miliar. Begitupun dengan infrastruktur pengisian listriknya, apalagi stasiun pengisiannya juga masih terbatas.
"Tarifnya masih sama dengan Blue Bird lainnya," kata dia usai peluncuran taksi listrik di Kantor Pusat Blue Bird, Jakarta.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi membenarkan bahwa tarif yang berlaku untuk taksi listrik masih sama dengan tarif taksi konvesional. Sesuai aturan, yaitu buka pintu Rp 6.500 dan Rp 4.100 per kilometer.
Kata dia, Kementerian Perhubungan nantinya bakal mengeluarkan tarif baru untuk taksi listrik. Tapi dia belum mau menyebutkan kapan aturan itu terbit.
Tesla jadi armada taksi listrik Silverbird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
4. Bisa Dipesan di Jakarta per Mei 2019
Untuk operasionalnya sendiri, masyarakat baru bisa menaiki taksi ini per Mei 2019 di Jakarta. Untuk bisa memesan taksi listrik ini sama dengan memesan taksi Blue Bird biasa.
Ke depannya, Andri mengatakan Blue Bird bukan tidak menutup kemungkinan menyediakan ratusan taksi listrik. Menurutnya dengan rencana pengoperasian sebanyak 200 mobil listrik hingga tahun 2020, Blue Bird akan menghilangkan 434,095 kg emisi CO2 atau konsumsi BBM sebanyak 1.898.182 liter.
"Kita juga berencana penambahan 2.000 unit mobil listrik pada periode tahun 2020-2025 akan menghilangkan 21.704.760 kg emisi CO2 atau setara dengan konsumsi BBM sebanyak 94.909.091 liter," ujarnya.
Suasana di dalam Taksi Listrik Blue Bird. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
5. Kabin Luas dan Mesin Tidak Berisik
ADVERTISEMENT
Dalam peluncuran kemarin, kumparan berkesempatan untuk menaiki taksi listrik untuk jenis layanan Blue Bird. Taksi ini berwarna biru langit seperti taksi Blue Bird konvesional. Tapi, yang membedakan adalah luas di dalam mobil.
Saking luasnya, kursi belakang bisa diisi hingga empat orang, meski idealnya maksimal hanya tiga orang.
Dari sisi interior, taksi listrik ini sangat nyaman. Tampak, kursinya dilapisi kulit. Sementara di depan dashboard sopir, ada layar cukup besar berisi, di antaranya speedometer dan kapasitas baterai yang terisi. Kebetulan, tadi sore, baterai di taksi yang kami tumpangi masih tersisa 84 persen. Lalu ada layar untuk radio. Terakhir, ada juga barcode taksi yang bisa di-scan.
Selain kabin lebih luas, suara mesin di taksi listrik ini lebih sunyi dibanding taksi biasa. Berkurangnya faktor kebisingan terjadi bisa jadi karena bahan bakarnya listrik, bukan BBM.
ADVERTISEMENT
Jadi, tertarik mencoba?