BPS soal Neraca Dagang RI-AS Surplus: Semoga Trump Enggak Lihat

15 Agustus 2019 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Trump di KTT G20 Foto: REUTERS/Carlos Barria
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Trump di KTT G20 Foto: REUTERS/Carlos Barria
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Neraca perdagangan Indonesia selama Juli 2019 mencatatkan defisit USD 63,5 juta, melebar dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus USD 200 juta. Namun defisit tersebut mengecil jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan defisit USD 2,01 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif sejak Januari-Juli 2019, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit USD 1,9 miliar, mengecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit USD 3,21 miliar.
Berdasarkan negaranya, neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) masih mencatatkan surplus USD 811 juta di Juli 2019, lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 yang surplusnya hanya USD 599 juta. Artinya, ekspor Indonesia ke AS jauh lebih tinggi dibandingkan impor AS ke Tanah Air.
Bahkan sejak Januari-Juli 2019, surplus neraca dagang Indonesia dengan AS sebesar USD 5,17 miliar, jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 4,71 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pihaknya berharap Presiden AS Donald Trump tidak melihat surplus tersebut. Sebab selama ini Trump 'berulah' pada sejumlah negara yang neraca dagangnya surplus dengan Washington tersebut, seperti China. Trump menekan negara mitra dagang seperti mengenakan tarif.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat secara kumulatif neraca dagang kita Januari-Juli 2019 mencatatkan surplus dengan AS, India, Belanda. Teringgi di AS, masih surplus. Semoga presidennya tidak melihat, kita masih surplus USD 5,2 miliar," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Kamis (15/8).
Konferensi pers Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai neraca perdagangan Juli 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Selain AS, neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus dengan India sebesar USD 4,2 miliar sejak Januari-Juli 2019, angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang surplus USD 4,7 miliar.
Begitu juga neraca dagang RI dengan Belanda yang surplus USD 1,3 miliar, melambat dibandingkan Januari-Juli 2018 yang sebesar USD 1,5 miliar.
Meski demikian, neraca perdagangan Indonesia dengan China masih mencatatkan defisit. Selama Juli 2019, defisit neraca dagang dengan China defisit USD 1,8 miliar, membaik dibandingkan Juli 2018 yang defisit USD 2 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun secara kumulatif Januari-Juli 2019, neraca perdagangan Indonesia dengan China masih mencatatkan defisit USD 11,05 miliar, melebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 10,3 miliar.
Begitu juga dengan Thailand yang masih mencatatkan defisit USD 2,2 miliar sejak Januari-Juli 2019, mengecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit USD 2,9 miliar.
Neraca dagang RI dengan Australia mencatatkan defisit USD 1,4 miliar sejak Januari-Juli 2019, mengecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit USD 1,6 miliar.