Bulog Utamakan Beli 500 Ribu Ton Gula Petani PG BUMN, Baru yang Swasta

16 Agustus 2018 20:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gula putih kiloan (Foto: Helmi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gula putih kiloan (Foto: Helmi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan berupaya meluruskan polemik soal nasib 169 ribu ton gula petani yang digiling di Pabrik Gula (PG) swasta. Ratusan ribu ton gula tersebut tetap akan dibeli Perum Bulog tapi bertahap.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, petani tebu yang menggiling di PG swasta sempat kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak mau membeli gula mereka. Mereka menilai keputusan pemerintah diskiminatif.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengungkapkan prioritas utama Bulog sekarang adalah membeli 500 ribu ton gula petani yang digiling di PG BUMN dengan harga beli Rp 9.700 per kg. Realisasi gula petani yang sudah terserap adalah sebanyak 77 ribu ton.
"Kalau sekarang komposisinya 500 ribu ton harus ditambah lagi 169 ribu ton, ceritanya yang 169 ribu ton ini yang belum ada duitnya. Bulog itu punya duit sebanyak 500 ribu ton, jadi bertahap dia makanya kita tanya sejauh mana penyerapannya. Bulog kan di bawah perintah kita," kata Oke kepada kumparan, Kamis (16/8).
ADVERTISEMENT
Masalah yang sekarang terjadi adalah sikap buru-buru petani gula yang ingin gulanya dibeli oleh Bulog. Menurut Oke hal ini tidak bisa dilakukan sebab keuangan Bulog sangat terbatas. Sehingga pilihannya adalah membeli dulu yang 500 ribu ton gula petani di PG BUMN karena sudah punya anggarannya.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Makanya konsepnya harus komprehensif," ujarnya.
Hadirnya Bulog sebagai pembeli gula dari tangan petani tentu sangat menguntungkan. Bulog mampu membeli dengan harga Rp 9.700 per kg. Sedangkan pedagang lain hanya mampu membeli di bawah harga Bulog sehingga petani pasti untung.
Menurut catatan Kemendag, harga gula di petani pun terus merangkak naik dari kisaran Rp 8.500-8.700 per kg menjadi Rp 9.300-9.400 per kg. Kemudian dari skema pembelian, Bulog tidak bisa langsung membeli semua gula petani tetapi ada perhitungannya yaitu melihat kapasitas gudang dan tidak menghancurkan harga pasar.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan kita menolak (beli gula petani di PG swasta). Kita menyuruh mainkan tuh Bulog, harga naikin segini karena pemerintah itu buffer. Kalau enggak main ya percuma berarti enggak ada pedagang. Kita harus main dengan mekanisme pasar dan pemerintah memengaruhi pasar," jelasnya.