Bus Listrik ‘Mobil Anak Bangsa’ Belum Jadi Buatan Indonesia

4 Maret 2018 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Listrik Mobil Anak Bangsa (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Bus Listrik Mobil Anak Bangsa (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Industri otomotif dalam negeri PT Mobil Anak Bangsa (MAB), merilis bus listrik di pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Perusahaan bentukan Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko itu, menampilkan 2 prototype bus listrik di acara pameran tersebut.
ADVERTISEMENT
PT MAB bahkan telah menjalin kerja sama strategis dengan BUMN pengelola bandara yakni PT Angkasa Pura II (Persero) atau PT AP II. PT AP II akan menggunakan bus listrik tersebut, untuk angkutan penumpang di dalam area bandara.
Sementara itu, Presiden Direktur PT MAB, Leonard mengatakan, bus tersebut telah diproduksi di dalam negeri. Sekitar 40% komponennya termasuk chasis sudah buatan dalam negeri. Sementara komponen selebihnya terutama motor listrik (mesin penggerak) dan batere masih diimpor dari China.
Menanggapi hal itu, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2009-2011 Said Didu menilai, bus listrik tersebut belum bisa dikatakan sebagai karya anak bangsa atau milik dalam negeri Indonesia. “Untuk bisa dibilang milik Indonesia, kalau bus itu paten dari chasis dan mesin-nya harus dipegang Indonesia,” katanya kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (4/3).
Bus Listrik Mobil Anak Bangsa (Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Bus Listrik Mobil Anak Bangsa (Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO)
Dia mengungkapkan, saat BJ Habibie masih menjabat Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BPPT, sempat muncul wacana untuk membeli paten mobil Holden buatan Australia. Karena dengan pemilikan paten itu, jelasnya, Indonesia bisa memiliki mobil nasional buatan dan milik Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Jadi paten ini penting. Kalau untuk mobil sedan, selain chasis dan mesin juga desainnya milik siapa? Kalau soal komponen itu bisa diproduksi dimana saja. Mobil-mobil Jepang itu komponennya buatan Indonesia, tapi tetap enggak bisa dibilang mobil buatan Indonesia,” papar mantan peneliti dan perekayasa teknik di BPPT ini.
Itulah menurutnya, mobil nasional tidak ditentukan oleh berapa persen komponennya dibuat di dalam negeri. Seperti Malaysia membuat mobil Proton, kata Said, meskipun desain dan struktur mesinnya dibuat Mitsubishi tapi paten-nya dipegang Malaysia. “Sehingga Malaysia bisa bilang Proton buatan Malaysia.”