Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perum Bulog meminta anggaran bantuan pangan non tunai (BPNT) yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 20,8 triliun pada tahun ini dapat mengakomodir program penyaluran beras sejahtera (Rastra) Bulog. Sebelumnya mulai 2010-2017, anggaran rastra diserahkan ke Bulog.
ADVERTISEMENT
"Mohon dukungan agar alokasi pada Kemensos untuk dapat mengakomodir kegiatan bansos rastra sesuai usulan Bulog melalui mekanisme rastra, bukan BPNT," kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis (20/6).
Adapun permintaan Buwas itu berdasar. Stok beras Bulog saat ini tercatat 2,25 juta ton, over stock di atas jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ditetapkan. Dalam kondisi tersebut, penugasan penyaluran rastra Bulog dikurangi.
Saat ini, penyaluran rastra dilakukan melalui program BPNT, yakni masyarakat penerima manfaat bebas membeli beras di pedagang. Hal tersebut membuat Bulog kesulitan menyalurkan beras hasil serapan dari petani.
"Di tahun ini, Bulog kembali mendapat tugas penyerapan hasil produksi petani dalam kondisi stok dalam volume tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Potensi kami rugi sangat besar bila kami tidak mendapatkan kegiatan supply. Hari ini kami mohon dukungan agar segera terealisasi. Anggota kami di lapangan mulai resah," tegas Buwas.
Dalam kesempatan itu, Komisi IV DPR RI mendukung agar dana rastra Kemensos mengakomodir penyerapan beras Bulog. Hal itu tertulis dalam kesimpulan hasil rapat. Setelah ini, Komisi IV DPR RI berencana menggelar rapat gabungan yang mengundang Kemensos.