Cara BI Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS

23 April 2018 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media briefing Bank Indonesia. (Foto:  Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Media briefing Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah. Berdasarkan data Reuters sore ini, nilai tukar rupiah hampir tembus Rp 14.000 terhadap dolar AS atau tepatnya berada di level tertingginya di Rp 13.988.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS adalah transaksi perdagangan dengan menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). Saat ini, Indonesia baru menjadlin kerja sama tersebut dengan Malaysia dan Thailand.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, pihaknya terus mendorong para eksportir dan importir untuk menggunakan fasilitas LCS untuk bertransaksi. Selain lebih murah, LCS tersebut juga bisa menekan kebutuhan dolar AS.
Ilustrasi uang dolar (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang dolar (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
"Kami terus mendorong pengusaha untuk pakai LCS," ujar Agusman di Gedung BI, Jakarta, Senin (23/4).
Meski demikian, menurutnya, belum semua pengusaha memanfaatkan fasilitas tersebut. "Ya kami dorong, tapi ini kan kalau pengusaha bukan hanya satu faktor, kami melihat situasi itu, termasuk yang kami dorong juga itu single currency di Malaysia, Thailand," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, transaksi perdagangan di Indonesia untuk ekspor menggunakan dolar AS masih sebesar 94%, sementara untuk impor sebesar 78%. Dengan LCS ini, diharapkan untuk ekspor dan impor bisa menggunakan mata uang di negara tujuan ekspor impor tersebut.