Crown Group Bangun Apartemen di Sydney, Dibanderol Mulai Rp 6 Miliar

4 Mei 2018 19:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengembang properti nasional Crown Group tengah membangun apartemen berbasis shopping center di Sydney, Australia. Apartemen yang mengusung tema Eastlakes Live ini diharapkan menjadi pilihan warga Indonesia yang ingin tinggal di negara kangguru tersebut.
ADVERTISEMENT
CEO Crown Group Iwan Sunito menuturkan, untuk menyiapkan hunian modern di Australia perusahaan menyiapkan dana investasi sekitar Rp 10 triliun. Nantinya perusahaan akan membangun sebanyak 534 unit apartemen dengan dua tahap. Untuk tahap awal ditargetkan selesai di 2021, setelah itu akan dilanjutkan di tahap dua yang ditargetkan selesai di 2024.
"Jadi Crown Group akan melaunching apartemen Eastlakes Live pada 2 Juni mendatang. Untuk tahap awal kita akan launching 134 unit," kata Iwan dalam acara konferensi pers di Gedung The Plaza Office Tower, Thamrin, Jakarta, Jumat (4/5).
Untuk hunian, Iwan menuturkan, Crown mengusung konsep greenbelt dan shopping center dibangun di tepi batas trend high-end yakni sebuah komunitas mixed-use seperti LA Live di Amerika Serikat dan Top Ryde City Living di pinggiran utara Sydney.
ADVERTISEMENT
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Crown Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Menurut dia, untuk satu unit apartemen akan dibanderol dengan harga Rp 6 miliar untuk satu tempat tidur, Rp 9-14 miliar untuk dua tempat tidur, dan Rp 13-24 miliar untuk tiga tempat tidur.
"Jadi untuk yang mau beli cukup bayar 10%. Sisanya dibayarkan setelah proses pembangunan ini selesai. Untuk tahap awal kami rilis secara terbatas," ucap Iwan.
Ia mengaku optimistis jika proyek teranyarnya ini akan banyak diminati, sebab dalam apartemen Eastlakes Live ini dibangun di area yang strategis karena hanya 6 kilometer dari Sydney CBD, dan dekat dengan University New South Wales, dan Bandara Sydney.
"Saat ini yang pesan hampir 30% itu orang Indonesia. Mungkin karena lokasinya strategis dan dekat dengan Indonesia," jelas dia.
ADVERTISEMENT