Curhat Petani Tebu ke Darmin: Impor Gula Terlalu Banyak

29 Agustus 2018 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Petani Tebu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Petani Tebu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Petani tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) sore ini mendatangi kantor Menko Perekonomian Darmin Nasution untuk membahas masalah gula rafinasi.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, pihaknya curhat ke Darmin dan menolak rencana Kementerian Perdagangan yang akan menerbitkan izin impor gula rafinasi 1,8 juta ton. Menurutnya, impor gula rafinasi itu dikhawatirkan akan merembes ke pasar dan masyarakat yang semestinya hanya untuk industri.
"Tadi kami sampaikan ke Pak Menko kami menolak rencana penerbitan izin impor gula rafinasi," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (29/8).
Dia juga mengeluhkan adanya impor gula mentah yang dinilai terlalu banyak. Soemitro menyebut, potensi impor gula mentah bisa mencapai 7 juta ton, yang jika diolah menjadi gula kristal rafinasi (GKR) atau gula kristal putih (GKP), setara dengan 6,65 juta ton.
ADVERTISEMENT
Sementara produksi gula nasional mencapai 2,3 juta ton sampai akhir tahun ini. Sehingga, potensi stok yang ada diperkirakan mencapai 8,95 juta ton.
Namun, kebutuhan gula di Indonesia baik untuk konsumsi dan industri diperkirakan hanya sebesar 5,2 juta ton, dan akan terjadi surplus sebesar 3,75 juta ton. "Karena surplus ngapain impor lagi," katanya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Darmin justru enggan menanggapi hal tersebut. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu pun hanya singkat memberikan keterangan. "Ya nanti saja," tambahnya.
Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) usai bertemu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Rabu (29/8/2018). (Foto:  Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) usai bertemu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Rabu (29/8/2018). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan sebelumnya menjelaskan, izin impor gula rafinasi akan segera dibuka untuk memenuhi permintaan industri makanan dan minuman. Jika izin tidak dikeluarkan maka kinerja industri makanan dan minuman bisa terganggu.
ADVERTISEMENT
Oke mencatat, realisasi impor gula rafinasi di semester I 2018 sebesar 1,5 juta ton dari izin yang dikeluarkan sebesar 1,8 juta ton. Sedangkan total izin impor gula rafinasi tahun ini adalah sebesar 3,6 juta ton. Untuk semester ke II 2018, masih ada jatah sebesar 1,8 juta ton. Sementara itu, sisa jatah impor di semester I sebesar 300 ribu ton tidak diakumulasikan di semester II.
"Dalam waktu dekat kita keluarkan karena beberapa industri sudah ada yang kita keluarkan karena memang kontrak dengan industrinya sudah sangat mendesak. Saya enggak boleh bunuh industri tetapi saya atur pola impor karena tahu sendiri kita defisit (neraca perdagangan) tiap bulan. Sehingga enggak saya keluarin semuanya," jelas Oke.
ADVERTISEMENT