Dapat Izin Ekspor Mineral Mentah, Mana Smelter 2 Perusahaan Ini?

27 Desember 2017 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang Nikel. (Foto: Thinkstock/Evgeny)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Nikel. (Foto: Thinkstock/Evgeny)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasca berakhirnya relaksasi ekspor konsentrat (mineral yang sudah diolah tetapi belum sampai tahap pemurnian) per 11 Januari 2017, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 (PP 1/2017), Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017 (Permen ESDM 5/2017), dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2017 (Permen ESDM 6/2017).
ADVERTISEMENT
Aturan-aturan baru ini membuka kembali keran ekspor beberapa komoditas mineral mentah (ore) yang sebelumnya ditutup pada 11 Januari 2014.
Permen ESDM 5/2017 membuka peluang ekspor bijih nikel dengan kadar di bawah 1,7% (kadar rendah) dan bauksit yang telah dicuci (washed bauxite) dengan kadar A12O3 lebih dari 42% yang tidak terserap oleh smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral) di dalam negeri.
Berdasarkan regulasi tersebut, Kementerian ESDM pada 4 Juli 2017 menerbitkan rekomendasi izin ekspor bauksit sebesar 2,4 juta ton untuk PT Dinamika Sejahtera Mandiri dan 2,3 juta ton bijih nikel untuk PT Ceria Nugraha Indotama. Izin ekspor berlaku untuk satu tahun.
Pemberian rekomendasi ekspor kepada PT Ceria Nugraha Indotama dan PT Dinamika Sejahtera Mandiri dilakukan setelah Kementerian ESDM menyelesaikan evaluasi atas permohonan yang telah diajukan. Termasuk rencana pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) nikel dan bauksit oleh kedua perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
PT Dinamika Sejahtera berjanji akan membangun smelter berkapasitas 7 juta ton di Kalimantan Barat (Kalbar). Sedangkan PT Ceria mengaku berencana membangun smelter dengan kapasitas smelter 5 juta ton di Makassar.
Setelah hampir 6 bulan berlalu, bagaimana progres pembangunan smelter yang dijanjikan kedua perusahaan tersebut?
"Lagi konstruksi," kata Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/12).
Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dikutip kumparan (kumparan.com), sampai saat ini progres pembangunan smelter PT Ceria Nugraha Indotama baru 0,03%. Sejauh ini, PT Ceria sudah mengekspor 222.634 ton nikel kadar rendah.
Sementara progres pembangunan smelter PT Dinamika Sejahtera Mandiri masih 0% alias belum terealisasi sama sekali. Padahal perusahaan tersebut sudah menjual 430.942 ton bauksit ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan peraturan yang ada, pembangunan smelter harus dievaluasi tiap 6 bulan oleh verifikator independen. Jika progres tidak sesuai rencana, pemerintah harus mencabut izin ekspor perusahaan yang bersangkutan.