Darmin Akui Ada Potensi Kenaikan Harga BBM Tahun Depan

30 November 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di SPBU Cikini. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di SPBU Cikini. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah tak memungkiri adanya potensi kenaikan harga BBM pada tahun depan. Hal itu sejalan dengan prediksi sejumlah ekonom yang menyebut kenaikan harga akan terjadi setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalau soal harga BBM ya nanti lah. Ini kan paling juga setelah pertengahan tahun, naik," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11).
Namun demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut tetap optimistis laju inflasi di tahun depan masih bisa terjaga sesuai target yakni 3,5 persen, meskipun ada kenaikan harga BBM. Dia bilang, pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk menjaga inflasi, salah satu caranya yaiu dengan mengendalikan harga pangan bergejolak (volatile food).
"Ya memang kalau inflasi kita sumbernya selalu volatile food atau administered price. Soal yang Anda sebut tadi (BBM) administered price, jadi harus dikendalikan di-volatile foodnya," jelasnya.
Premium kosong di SPBU Pertamina (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Premium kosong di SPBU Pertamina (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Darmin membeberkan, cara untuk membuat volatile food terjaga adalah dengan menjaga suplai. Saat produksi rendah, menurutnya pemerintah juga harus cepat mengambil suatu keputusan, misalnya untuk impor.
ADVERTISEMENT
"Volatile food soal memelihara suplai. Artinya kalau kita produksi bagus untuk volatile food mestinya enggak ada apa-apa, harga tenang-tenang aja. Tapi kalau enggak bagus, ya harus cepat mengambil keputusan. Memang kadang kecepatan mengambil keputusan itu yang kadang tarik-menarik dulu," tambahnya.
Pemerintah pada tahun ini menahan kenaikan harga BBM bersubsidi. Adapun di tahun depan, anggaran subsidi energi sebesar Rp 159,9 triliun, lebih rendah dari outlook tahun ini sebesar Rp 163,5 triliun.
Direktur CORE Indonesia Mohammad Faisal sebelumnya mengatakan, dengan anggaran subsidi yang lebih rendah tersebut, pihaknya menilai pemerintah mengisyaratkan adanya kenaikan harga BBM di tahun depan, termasuk BBM subsidi.
"Karena ternyata subisidinya dialokasikan lebih rendah, maka harga BBM tahun depan memang dirancang akan dinaikan, termasuk BBM bersubsidi seperti solar," kata Faisal beberapa waktu lalu kepada kumparan.
ADVERTISEMENT