Daya Saing RI Naik, Pengusaha Dukung Proyek Infrastruktur Dilanjutkan

6 Juni 2019 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat berat melintasi terowongan jalan tol Cisumdawu di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Alat berat melintasi terowongan jalan tol Cisumdawu di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peringkat daya saing Indonesia tahun ini melesat ke posisi 32 di dunia, dari tahun sebelumnya di posisi ke-43. Kenaikan peringkat tersebut diharapkan menjadi sinyal positif terhadap aliran investasi yang masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan kenaikan sebelas peringkat daya saing tersebut diharapkan dapat langsung dirasakan di lapangan. Sehingga, aliran investasi bisa masuk semakin deras ke Indonesia.
"Ini lompatan yang luar biasa. Peningkatan daya saing ini harus terus kita jaga. Tapi kami harap ini enggak hanya skor saja, tapi juga implementasi di lapangan," ujar Shinta kepada kumparan, Kamis (6/6).
Shinta melanjutkan, kenaikan daya saing tersebut seharusnya biasa semakin memudahkan pelaku usaha domestik untuk berbisnis. Dia menyebut, pemangkasan sejumlah izin atau deregulasi hingga insentif fiskal dapat kembali ditingkatkan pemerintah. Tidak hanya itu, pengusaha juga mendukung pemerintah melanjutkan proyek infrastruktur.
"Beberapa hal utama yang harus ditunjukkan di lapangan antara lain deregulasi, lalu reformasi seperti ketenagakerjaan, perpajakan, serta pembangunan infrastruktur sebagai penunjang konektivitas," jelasnya.
Pekerja mengecek terowongan kembar pada proyek pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (8/5). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Namun demikian, Shinta memaklumi jika saat ini masih ada sejumlah tantangan untuk meningkatkan investasi dan kemudahan berusaha di Tanah Air. Menurutnya, hal ini bukan menjadi tugas pemerintah semata, tapi juga kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha.
ADVERTISEMENT
"Ini PR kita bersama supaya ke depannya juga bisa lebih baik lagi. Apa yang belum bisa kita tingkatkan, kita perbaiki. Karena kan situasi global lagi tidak menentu juga, jadi kita terus kerja sama," tambahnya.
Berdasarkan laporan International Institute for Management Development (IMD), salah satu keunggulan Indonesia adalah upah buruh yang rendah dibandingkan 63 negara lainnya di Asia Pasifik.
Dalam daftar tersebut, Indonesia berada berada di bawah Jepang dan Prancis yang berada di posisi ke-30 dan ke-31. Adapun Republik Ceko dan Kazakhstan berada di bawah Indonesia, masing-masing di posisi ke-33 dan ke-34.