Defisit Neraca Dagang Diperkirakan Masih Berlanjut di Januari 2019

15 Februari 2019 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan neraca perdagangan selama Januari 2019. Sejumlah ekonom memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatatkan defisit selama bulan lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya perkirakan Januari ini masih defisit tipis. Saya kira impor sedikit melambat dengan penguatan rupiah dan harga minyak yang tak lagi terlalu tinggi seperti tahun lalu. Saya perkirakan masih defisit karena ekspor yang belum bisa dipacu ditengah kondisi global yang masih lesu," ujar Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah kepada kumparan, Jumat (15/2).
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan Januari 2019 defisit sekitar USD 777 juta. Angka ini menurun bila dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat defisit USD 1,1 miliar.
"Laju ekspor diperkirakan turun 0,12 persen year on year (yoy) dan laju impor diperkirakan tumbuh 0,02 persen (yoy)," kata Josua.
ADVERTISEMENT
Laju impor diperkirakan akan stagnan dibandingkan Januari 2018, mengingat impor nonmigas khususnya bahan baku cenderung melandai. Hal ini disebabkan aktivitas manufaktur di awal tahun yang menurun sejalan dengan siklus tiap tahunnya.
Sementara impor migas juga cenderung menurun sejalan dengan stabilnya harga minyak dunia di kisaran USD 50 per barel.
Sementara dari sisi ekspor, laju bulanannya (month to month/mtm) diperkirakan akan lebih rendah. Hal ini terindikasi dari tren melambatnya aktivitas manufaktur mitra dagang utama seperti Jepang, China, dan Eropa.
Meskipun beberapa harga komoditas ekspor cenderung naik seperti crude palm oil (CPO) tumbuh 12,5 persen (mtm), karet alam tumbuh 7,2 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan harga batubara turun 2,8 persen (mtm).
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/8/2018). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memprediksi, neraca perdagangan per Januari 2019 juga masih defisit USD 740 juta. Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun neraca dagang ini lebih besar jika dibandingkan Januari 2018 yang defisit sebesar USD 0,68 miliar.
Ekspor diperkirakan mengalami sedikit kenaikan sekitar 0,2 persen disebabkan oleh sedikit meningkatnya harga komoditas. Terutama didorong oleh kenaikan harga CPO dan minyak dunia.
Di saat yang bersamaan impor diperkirakan sedikit mengalami perlambatan. Utamanya terlihat dari turunnya Purchasing Managers Indexes (PMI) manufaktur. PMI manufaktur turun dari 51,2 menjadi 49,9 di Januari 2019.
"Secara keseluruhan baik ekspor dan impor masih relatif flat," katanya.
Neraca perdagangan selama Desember 2018 mencatatkan defisit USD 1,1 miliar, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang defisit USD 2,05 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif sejak Januari hingga Desember 2018, neraca dagang Indonesia tercatat defisit USD 8,57 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan 2017 yang surplus USD 11,84 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, defisit neraca perdagangan ini lebih disebabkan oleh neraca migas yang masih mencatatkan defisit.
"Neraca perdagangan selama Desember masih defisit USD 1,1 miliar, sehingga secara kumulatif USD 8,57 miliar. Ini lebih karena migas yang masih mencatatkan defisit selama tahun lalu," katanya.
Secara rinci, ekspor selama Desember 2018 sebesar USD 14,18 miliar atau turun 4,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan turun 4,62 persen secara tahunan (yoy). Sementara impor selama Desember 2018 sebesar USD 15,28 miliar atau turun 9,6 persen (mtm) namun meningkat 1,16 persen (yoy).
ADVERTISEMENT