Defisit Neraca Perdagangan Diperkirakan Berlanjut di Februari 2019

15 Maret 2019 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan Indonesia selama Februari 2019 akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Jumat (15/3). Para pengamat memprediksi neraca perdagangan periode tersebut akan kembali mencatatkan defisit.
ADVERTISEMENT
Pengamat Ekonomi Eric Sugandi memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia selama Februari 2019 defisit senilai USD 803 juta. Angka ini mengecil dibandingkan defisit neraca perdagangan bulan sebelumnya yang senilai USD 1,16 miliar.
"Proyeksi saya untuk neraca dagang Indonesia di Februari 2019 defisit USD 803 juta," ujar Eric kepada kumparan, Jumat (15/3).
Menurut dia, laju impor maupun ekspor akan turun, baik secara bulanan maupun tahunan. Sayangnya, nilai impor Februari 2019 diproyeksi masih lebih besar dibandingkan ekspor.
Adapun penurunan ekspor lebih disebabkan oleh turunnya permintaan komoditas nonmigas, khususnya dari China. Sementara ekspor migas sedikit membaik pada bulan lalu.
"Namun penurunan ekspor nonmigas menyebabkan nilai ekspor secara keseluruhan turun," jelasnya.
Eric menilai defisit neraca perdagangan yang terjadi selama empat bulan berturut-turut tersebut bersifat sangat fundamental dan perlu pembenahan, seperti diversifikasi negara tujuan ekspor, hilirisasi industri, dan subtitusi impor bahan baku.
ADVERTISEMENT
"Untuk impor, jangka panjangnya perlu dorong industri dalam negeri yang bisa hasilkan bahan baku untuk substitusi impor bahan baku. Jangka pendeknya teliti, apakah ada praktik kecurangan dari negara mitra dagang Indonesia, dan jika ada bawa saja ke WTO. Penggunaan tarif dan kuota bisa dikenakakan sanksi oleh WTO (kecuali kita bisa yakinkan WTO bahwa mitra dagang kita curang)," jelas dia.
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Anton Gunawan memproyeksi neraca perdagangan selama bulan lalu akan mengalami defisit senilai USD 700 juta. Laju ekspor masih akan tertekan oleh impor.
"Kami estimasi neraca perdagangan masih defisit USD 700 juta. Ekspor turun 6,8 persen (yoy) dan impor juga turun 2,2 persen (yoy)," kata Anton.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto, juga memproyeksikan neraca perdagangan akan mengalami defisit sekitar USD 929 juta hingga USD 949 juta.
"Prediksi kami, trade balance masih akan defisit sekitar USD 929-949 juta. Ini lantaran export turun 5,04-5,65 persen (yoy) sedangkan impor juga turun 0,55-1,51 persen (yoy)," tambahnya.