Di Era Jokowi, Daerah Perbatasan Dianggap Halaman Depan Negara
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Di Indonesia masa lalu, daerah perbatasan dianggap halaman belakang. Ini yang membuat daerah perbatasan tertinggal . Mindset dari pemerintahan sekarang perbatasan adalah front yard. Karena itu juga akan berpengaruh terhadap kewibawaan dari negara kita sendiri,” ungkap Bambang di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (22/3).
Menurut Bambang, kesalahan pemerintah masa lampau dalam membangun daerah perbatasan adalah dengan menggunakan pendekatan demand side. Sehingga pembangunan infrastruktur baru akan dibangun ketika diperlukan. Pendekatan semacam itu tidak bisa lagi diterapkan. Sebaliknya pendekatan yang harus dilakukan adalah supply side.
ADVERTISEMENT
“Artinya memang kalau daerah perbatasannya pendekatannya harus supply side jadi harus disiapkan infrastrukturnya dulu dan kemudian daerahnya berkembang setelah ada infrastruktur,” ujar Bambang.
Dengan demikian pemerintah dapat mendorong perbatasan menjadi halaman depan sehingga akhirnya kegiatan ekonomi mulai beralih ke perbatasan Indonesia. Saat ini menurut Bambang, sudah ada beberapa daerah perbatasan yang mulai dibenahi pemerintah.
“Sudah ada dua di Kalbar, dua di Timor dan satu di Papua. Jangan sampai perbatasan terlalu timpang. Kalau pos perbatasan Indonesia aja tidak lebih dari pos hansip akan menimbulkan kesan negara miskin, bisa dilecehkan, dan membuat Indonesia minder,” tutupnya.