Di OOC, Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Perkapalan ke Monako

30 Oktober 2018 7:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran Monako Albert II, bersama Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Monako Albert II, bersama Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada perjanjian atau memorandum of understanding (MoU) yang mengarah pada industrialisasi perikanan. Hanya saja, dia mengatakan Indonesia dalam gelaran Our Ocean Conference (OOC) 2018 banyak melakukan pembicaraan dengan Negara Monako.
ADVERTISEMENT
"Pembicaraan atau diskusi itu banyak dilakukan dengan Negara Monako karena industri kapalnya bagus," kata Darmin kepada kumparan saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin malam (29/10).
Selain itu, dia menjelaskan kalau Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tertarik kalau Monako melakukan sejumlah investasi di dalam negeri. Hanya saja, hal ini belum tertuang dalam perjanjian yang lebih serius.
Pangeran Monako Albert II melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Monako Albert II melakukan pertemuan bilateral di sela acara OOC, di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Lebih lanjut, Monako menjadi negara yang dianggap paling menarik soal industri perkapalan nelayan. Darmin mengatakan kalau pemerintah memiliki niatan untuk memasok sejumlah kapal nelayan asal Monako.
"Hanya saja kalau untuk biaya investasi ataupun ukuran kapal kami belum sampai sedetail itu,"tambahnya.
Lewat gelaran OOC 2018, Darmin berharap agar permasalahan soal laut, seperti sampah, bisa teratasi. Sementara untuk ekonomi kelautannya sendiri, dia memaparkan belum terlalu melihat pembicaraan yang serius selain dengan Monako.
ADVERTISEMENT
"Yah semoga lingkungan kelautan kita yang terkenal sampahnya banyak sekali bisa teratasi. Soal ekonomi kelautannya, ini kan negara yang datang juga sama-sama negara kelautan, jadi belum terlalu banyak pembicaraan selain dengan Monako tadi," tutupnya.