Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Masalah dengan China belum tuntas, namun Amerika Serikat (AS) malah memperluas perang dagang. Presiden AS Donald Trump akan menjatuhkan sanksi berupa pengenaan tarif sebesar USD 11 miliar atau setara Rp 155,59 triliun (USD 1 = Rp 14.145) kepada sekutunya, Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Kantor Perwakilan Dagang Amerika (US Trade Representative) mengusulkan produk asal Uni Eropa seperti pesawat, suku cadang hingga kebutuhan sehari-hari dan wine untuk dikenai tarif tambahan. Pemicu perang dagang adalah rivalitas Boeing dan Airbus . Pemerintah AS yang menjadi tuan rumah Boeing menuding Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus.
Nilai tarif tersebut setara dengan kerugian yang dialami AS, karena subsidi Uni Eropa ke Airbus .
Ditulis Reuters, Rabu (10/4), Uni Eropa dan AS telah berseteru soal dugaan saling memberikan subsidi kepada masing-masing produsen pesawat, baik Boeing maupun Airbus . Kedua negara kedapatan memberikan subsidi miliaran dolar AS untuk meningkatkan daya saing di industri produsen pesawat jet komersial dunia.
"Tujuan utama kita adalah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa serta mengakhiri keputusan bisa dari WTO terhadap industri pesawat komersial. Ketika Uni Eropa mencabut subsidi ke Airbus, maka tarif tambahan yang kita kenakan akan dicabut," kata Petinggi Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dalam pernyataannya dikutip Reuters.
WTO, seperti ditulis Reuters, sejak tahun lalu berjanji menindaklanjuti permintaan AS yang berencana menjatuhkan tarif miliaran dolar AS terhadap produk-produk asal Eropa sebagai balasan atas tindakan Uni Eropa yang memberikan subsidi kepada Airbus, pesaing dari Boeing.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa Tak Tinggal Diam
Atas rencana perang tarif tersebut, Uni Eropa berjanji membalas. Ditulis CNBC, Uni Eropa akan menjatuhkan tarif serupa kepada produk-produk asal AS. Komisi Uni Eropa dengan tegas menolak tarif yang akan dijatuhkan oleh pemerintahan Trump.
"Uni Eropa yakin bila pengenaan tarif oleh AS itu sangat berlebihan. Jumlah tarif yang dijatuhkan harus berdasarkan persetujuan dari WTO," ungkap Juru Bicara Komisi Uni Eropa.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini