Dolar AS Mulai Menjinak, Turun ke Posisi Rp 13.890

23 April 2018 10:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah terhadap rupiah, namun posisinya masih tetap tinggi. Tekanan dolar AS mulai mereda setelah pekan lalu sempat menembus level tertingginya di Rp 13.900.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Senin (23/4), dolar AS dibuka di Rp 13.895. Dolar AS terus turun dan menyentuh level terendahnya pagi ini di Rp 13.890.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama dalam risetnya menyebutkan, pergerakan rupiah akan lebih mixed dengan kecenderungan melemah terhadap dolar AS.
Secara teknikal, pada USDIDR daily chart terlihat pola long black opening marubozu candle, didukung oleh indikator Stochastic dan RSI yang masih bergerak ke atas pada area overbought atau jenuh beli.
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Adek Berry)
Kebijakan BI dalam mempertahankan BI 7-day Reverse Repo di level 4,25% sebenarnya memiliki efek yang positif dalam rangka meningkatkan kinerja pertumbuhan kredit perbankan sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Meskipun demikian, seiring dengan meningkatnya tekanan eksternal, terkait dengan hawkish statement dari The Fed yang kembali mewacanakan kenaikan suku bunga secara agresif pada tahun ini, sehingga menyebabkan negara-negara emerging markets mengalami capital outflow, yang secara tidak langsung menyebabkan rupiah terdepresiasi signifikan terhadap dolar AS pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
Untuk hari ini, adapun sentimen positif dari dalam negeri masih minim. Sementara itu, adapun sentimen global yang perlu diwaspadai dan diantisipasi ke depannya ialah terkait dengan isu kenaikan tingkat suku bunga The Fed, trade war antara AS dengan Tiongkok, serta isu-isu geopolitik lainnya yang akan mempengaruhi fluktuasi harga komoditas dunia.
Range USDIDR hari ini di kisaran Rp 13.855 hingga Rp 13.910.