Dolar AS Sentuh Rp 14.600 Dipengaruhi Krisis Mata Uang Turki

13 Agustus 2018 10:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah. Berdasarkan data Reuters, dolar AS menyentuh posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.600. Hingga pukul 09.35 WIB, dolar AS bertengger di posisi Rp 14.605.
ADVERTISEMENT
Sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date (ytd) rupiah melemah 7,6 persen terhadap dolar AS.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, pelemahan rupiah tersebut salah satunya didorong oleh faktor global, yakni krisis mata uang lira Turki. Namun menurutnya hal ini juga dirasakan oleh negara berkembang lainnya.
"Ya, ada pengaruh dari Turki, sebagaimana juga dialami emerging market currencies lainnya," kata Dody kepada kumparan, Senin (13/8).
Meski demikian, menurutnya bank sentral telah melakukan langkah-langkah untuk stabilisasi rupiah. Mulai dari intervensi ganda, yakni di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN), hingga antisipasi dengan kenaikan suku bunga acuan.
"BI selain menjaga stabilitas melalui kebijakan moneter tersebut, juga akan tetap berupaya mendukung momentum growth, melalui relaksasi kebijakan makroprudensial, pendalaman pasar keuangan, dan pengembangan ekonomi keuangan syariah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir Reuters, mata uang lira Turki melemah 18 persen secara bulanan (mtm) terhadap dolar AS dan berada di titik terendah sejak 2001, setelah Presiden AS Donald Trump menetapkan kebijakan menggandakan tarif impor produk baja dan aluminium asal Turki.
Sepanjang tahun ini, lira Turki melemah hingga 40 persen terhadap dolar AS, sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran atas pengaruh Erdogan dalam ekonomi, seruan berulang terkait kebijakan suku bunga rendah dalam menghadapi inflasi tinggi, dan hubungan Turki yang memburuk dengan AS.
Kedua negara berselisih tentang berbagai isu, mulai dari berbagai kepentingan di Suriah, ambisi Turki membeli sistem pertahanan Rusia, dan kasus pendeta Evangelis Andrew Brunson yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme.
ADVERTISEMENT