Dompet Dhuafa: Potensi Wakaf Tunai di Indonesia Capai Rp 150 Triliun

Konferensi pers Indonesia Wakaf Summit 2019. Foto: Elsa Toruan/kumparan

Wakaf atau menghibahkan sebagian harta untuk kemaslahatan masyarakat menjadi salah satu tuntunan dalam Islam. Wakaf kini dapat disalurkan melalui lembaga amal, seperti Dompet Dhuafa.

Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, mengatakan potensi wakaf yang bisa dikumpulkan di indonesia jumlahnya cukup besar. Namun, hingga saat ini realisasinya masih sedikit.

"Potensi wakaf tunai itu besar sekali, kira-kira berkisar Rp 150 triliun per tahun," kata Imam saat ditemui di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Selasa (4/3).

Dompet Dhuafa mencatat sampai saat ini realisasi wakaf per bulan baru sekitar Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar. Menurut dia, capaian wakaf yang masih belum maksimal ini disebabkan minimnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya wakaf.

Adapun realisasi wakaf di Indonesia tersebut, masih kalah jika dibandingkan dengan realisasi zakat per bulan yang jumlahnya mencaapai Rp 15 miliar.

"Inilah memang perbedaan zakat dan wakaf, kalau zakat itu kan wajaib. Orang akan mudah berzakat ketika dibilang akan berdosa kalau tidak membayar zakat. Tapi kalau wakaf itu kan hanya imbauan," katanya.

Jokowi meresmikan Bank Wakaf Mikro Foto: Dok. BPMI

Dia mengatakan butuh kerja keras dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ada manfaat amal jariyah yang akan didapat saat berwakaf.

"Amal jariyah ini kan masih akan tetap ada meskipun orang yang berwakaf itu sudah tiada. Ini yang perlu kita tekankan pemahamannya ke masyarakat," katanya.

Tahun ini, pihaknya menargetkan bisa memperoleh wakaf tunai senilai Rp 50 miliar atau dua kali lipat dari capaian di tahun 2018 sekitar Rp 20 miliar.

Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi aset wakaf tunai per tahun mencapai Rp 180 triliun dengan realisasi baru mencapai Rp 400 milar di tahun 2018 lalu.