Dongkrak Pendapatan, PTPN X Lakukan Diversifikasi Produk

28 Juni 2019 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung PT. Perkebunan Nusantara X (PTPNX). Foto: Dok. Ptpn X
zoom-in-whitePerbesar
Gedung PT. Perkebunan Nusantara X (PTPNX). Foto: Dok. Ptpn X
ADVERTISEMENT
Perusahaan milik BUMN produsen gula, PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X), kini tengah melakukan revitalisasi terhadap satu dari sembilan pabrik gula yang dikelola perusahaan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTPN X, Dwi Satriyo, mengatakan revitalisasi tersebut dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan produksi dari 6.500 tdc menjadi 8.000 tdc. Namun juga agar perusahaan bisa mendiversifikasi jenis produk yang dihasilkan.
"Kami ingin integrated sugar cane based," kata Dwi di Gedung Tempo, Jakarta, Jumat (28/6).
Menurut Dwi, produk yang dihasilkan tebu tidak hanya berhenti di gula. Ada banyak produk lain yang juga punya nilai keekonomian yang tinggi.
Pertama, dalam proses pembuatan gula, terdapat Blotong alias lumpur dari tebu. Lumpur tersebut bisa dipakai menjadi bahan baku pupuk organik. Produk ini bisa dikembalikan lagi kepada petani.
Kedua, pada saat proses penggilingan tebu menjadi gula, terdapat bagasse alias ampas tebu. Bagasse tersebut bisa dijadikan bio pellet, yaitu bahan bakar Biomassa yang berbentuk pellet.
ADVERTISEMENT
"Ini disukai oleh Korea dan Jepang karena mereka beralih dari Batu Bara ke biomassa untuk bahan bakarnya," ujarnya.
Ketiga, yaitu tetes tebu bisa menjadi bioethanol. Selain itu, jika kualitas bibit tebunya bagus, maka silase (pucuk tebu) bisa digunakan untuk pakan ternak, prospeknya pun cukup baik.
"Artinya apa pun dari tebu itu banyak sekali yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Meski demikian, perusahaan belum bisa menghasilkan semua jenis produk tersebut. Perusahaan baru sebatas bisa mengubah bagasse menjadi bentuk kotak dan menjualnya ke industri terkait.
"Sekarang ini masih bagasse yang kami buat kami bentuk biasa jadi kotak-kotak gitu. Kami pres gitu aja, biasa aja dan kami jual ke industri yang membutuhkan," ujarnya.
Ke depan, Dwi berharap PTPN bisa mengolahnya menjadi biopelet agar bisa diekspor. Jika semua variasi produk tersebut bisa dihasilkan, Dwi optimistis pendapatan perseroan bisa naik sekitar 30 persen.
Bagian dalam gedung PT. Perkebunan Nusantara X (PTPNX). Foto: Dok. Ptpn X
Adapun pada 2018, total pendapatan konsolidasi perusahaan mencapai Rp 2,9 triliun. Dari revenue tersebut, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp 113 miliar. Angka ini naik signifikan dari laba bersih 2017 yang tercatat sebesar Rp 64 miliar.
ADVERTISEMENT
Bahkan perolehan tersebut sangat signifikan jika dibandingkan kinerja perseroan pada 2017 yang merugi Rp 150 miliar. Sedangkan di tahun ini, perusahaan menargetkan bisa meraup laba bersih sekitar Rp 120 miliar.
Target laba bersih tersebut tidak terlalu tinggi sebab proses revitalisasi masih berlanjut. Revitalisasi pabrik ditargetkan selesai pada 2020. Jika revitalisasi tersebut selesai, Dwi mengatakan perseroan berpotensi meraup laba bersih hingga Rp 150 miliar.
Saat ini kapasitas produksi gula PTPN X bisa mencapai 330 ribu ton hingga 350 ribu ton per tahun. Nantinya jika satu pabrik tersebut selesai direvitalisasi maka kapasitas produksi juga diharapkan bisa meningkat.
"Ya kami harapkan bisa sekitar 360-370 ribu ton lah nanti," ujarnya.
Dwi mengatakan biaya untuk revitalisasi tersebut seluruhnya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 975 miliar. Jika ada sumber dana lain, pihaknya juga berencana melakukan revitalisasi terhadap Pabrik Gula Ngadirejo.
ADVERTISEMENT
"Pabrik Ngadirejo. Nanti kita expand ke 10 ribu ton (produksi). Dari sekarang 6000 ton. Nanti kalau kami sudah dapatkan (uang), ya kami punya roadmap untuk revitalisasi," ujarnya.