DPR Dukung Buwas Tolak Impor Beras 500.000 Ton

23 Mei 2018 19:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja Mengangkut Beras Impor dari Thailand (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Mengangkut Beras Impor dari Thailand (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
ADVERTISEMENT
Komisi IV DPR RI menolak rencana impor beras sebanyak 500 ribu yang baru-baru ini izinnya diterbitkan lagi Kementerian Perdagangan. Hal itu tertuang dalam kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar bersama Perum Bulog.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo, keputusan itu diambil setelah melihat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disimpan Perum Bulog saat ini mencapai 1,182 juta ton, sehingga impor beras dirasa belum perlu untuk dilakukan.
“Impor beras ini kan untuk menambah CBP. Ketika CBP sudah cukup, tidak perlu tergesa-gesa ditambah,” ujarnya saat ditemui di Ruang Rapat Komisi IV DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/5).
Menanggapi itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengaku setuju dengan kesimpulan RDP bersama Komisi IV DPR itu. Dia berpendapat, impor beras semestinya dilakukan apabila CBP di gudang Perum Bulog dirasa menipis.
“Impor beras sebaiknya dilakukan ketika CBP memang tinggal sedikit. Sekarang kan berasnya ada, belum diperlukan,” ucap Buwas, sapaan akrabnya.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Dia pun menceritakan saat pemerintah memberi penugasan impor beras, Perum Bulog sebagai pelaksana harus mencari pinjaman dari perbankan dengan bunga komersial. Jika CBP mencukupi, impor itu dapat merugikan Perum Bulog.
ADVERTISEMENT
“Kalau CBP cukup, beras impor tidak segera keluar dari gudang lebih dari 6 bulan, nilai berasnya terus menurun, beras jadi tidak layak pakai, muncul kutunya. Bulog tidak bisa berbuat apa-apa,” bebernya.
Namun apabila pemerintah ngotot impor beras harus dilakukan, Buwas pun mengaku memiliki cara untuk menyiasati. Adapun caranya yakni dengan membeli terlebih dulu, namun pengiriman dilakukan ketika CBP di gudang Perum Bulog menipis.
“Simpan aja di sana, kalau ada kerusakan tanggungjawab negara itu. Kita bisa kontrak dengan negara pengimpor. Oke saya beli, tapi nanti pengiriman berasnya tunggu saya yang minta,” tegasnya.