Dunia Makin Peduli Lingkungan, Bagaimana Prospek Batu Bara?

17 Maret 2019 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ditutup Foto: AP/Mark Schiefelbein
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ditutup Foto: AP/Mark Schiefelbein
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia makin peduli dengan lingkungan, sehingga banyak negara mengubah pembangkit listrik dengan energi fosil dan batu bara, kemudian menggantinya ke sumber energi yang lebih bersih. Tapi di beberapa negara lain, justru meningkatkan penggunaan batu bara.
ADVERTISEMENT
Sebuah analisis terbaru oleh International Energy Agency atau Badan Energi Internasional, yang dirilis bulan lalu menyoroti semakin banyak negara yang mengadopsi tujuan kebijakan iklim, yang memfasilitasi pergantian batu bara.
Namun terlepas dari itu, survei terhadap tren permintaan batu bara antara 2016 hingga 2017, menunjukkan permintaan global untuk batubara tetap kuat. Demikian juga dengan prospek setidaknya dalam 5 tahun ke depan.
Setelah 2 tahun sebelumnya menurun, permintaan batu bara pada 2017 tumbuh 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Analisis yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) itu juga memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.
Hingga 2017, pembangkit listrik batu bara tumbuh sebesar 3 persen. Sementara porsinya dalam bauran energi, masih cukup besar yakni 38 persen.
Sebuah truk pengangkut pasir melintas di area tambang batu bara. Foto: Michael Agustinus/kumparan
Meski permintaan batu bara di beberapa negara seperi Amerika Utara dan Eropa menurun, namun diimbangi oleh kenaikan di beberapa kawasan seperti India dan Cina.
ADVERTISEMENT
India mencatatkan pertumbuhan permintaan tahunan terbesar, mencapai 3,9 persen. Tapi desakan untuk penggunaan energi terbarukan di negara itu juga terus menguat, sehingga bisa mendorong perlambatan pertumbuhan konsumsi batu bara.
Sementara itu, China masih menyumbang hampir setengah dari konsumsi batubara dunia.
Di tempat lain di Asia, batu bara dipandang sebagai sumber energi yang harganya terjangkau dan berlimpah. Laporan tersebut memperkirakan permintaan yang meningkat di Pakistan dan negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Direktur Pasar dan Keamanan Energi IEA, Keisuke Sadamori, mengatakan kisah batu bara mengandung paradoks. Pada satu sisi ada dorongan untuk lebih peduli dengan lingkungan, sehingga mendorong pengurangan pembangkit listrik batu bara.
Tapi pada sisi lain, batu bara terus berperan dalam mengamankan akses ke energi yang terjangkau bagi banyak penduduk dunia.
ADVERTISEMENT
"Untuk banyak negara, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara, itu dipandang untuk memberikan keamanan energi dan mendukung pembangunan ekonomi,” kata Keisuke.
Banyak negara Eropa seperti Swedia, Prancis, dan Denmark mempercepat transisi mereka ke energi terbarukan. Tapi di Eropa Timur, yang terjadi sebaliknya. Pembangkit listrik tenaga batu bara baru sedang dibangun di Polandia, Yunani, dan negara-negara Balkan.