Ekspor ke China Terhambat Tarif Tinggi, Kedelai AS Ditawarkan ke Eropa

9 April 2018 9:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera China. (Foto: Stringer/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera China. (Foto: Stringer/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, berupa penaikan tarif impor terhadap produk unggulan masing-masing negara, mulai berdampak. Setelah China menerapkan tarif impor terhadap komoditas pertanian asal AS, produk kedelai asal negara Paman Sam itu mulai kehilangan pasar yang besar.
ADVERTISEMENT
China merupakan importir terbesar kedelai di dunia. Sebaliknya, Amerika Serikat merupakan produsen kedelai terbesar di dunia. Mengutip data Bea Cukai China, pada Januari lalu negara itu mengimpor 5,82 juta ton kedelai. Sekitar 67%-nya berasal dari AS.
Dengan pengenaan tarif impor yang lebih tinggi oleh China, harga kedelai asal AS jadi tak kompetitif lagi di China. Dikutip dari Reuters, Departemen Pertanian AS kini mengalihkan pasar kedelai mereka, untuk mengatasi blokade perdagangan oleh China.
Pekan lalu, Deptan AS dikabarkan melepas ekspor 458.000 ton kedelai ke tujuan yang tak diungkapkan. Namun para analis perdagangan biji-bijian mengungkapkan adanya penjualan ke Uni Eropa seperti Belanda dan Jerman.
Kedelai impor Amerika (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Kedelai impor Amerika (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Ekspor kedelai AS ke Eropa dalam jumlah sebanyak itu, menjadi penjualan terbesar dalam sekali pengiriman ke Eropa dalam lebih dari 15 tahun. "Kami melihat perlu penataan kembali perdagangan kedelai, terutama karena politik (perang dagang) telah mendorong kenaikan harga kedelai Brasil,” kata Jack Scoville, analis dari Price Futures Group.
ADVERTISEMENT
Analis memperkirakan, perdagangan kedelai AS ke Eropa kemungkinan akan berlanjut dalam waktu dekat. Ekspor pertanian AS ke China pada 2017 mencapai USD 19,6 miliar tahun lalu. Komoditas terbesar adalah kedelai yang nilainya mencapai USD 12,4 miliar.
Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing telah mengguncang pasar selama seminggu terakhir. Harga kedelai jatuh 5% setelah China menenakan bea masuk tambahan atas pengiriman komoditas AS.