Ekspor Sarang Burung Walet RI ke China Tembus Rp 1,16 T di 2017

2 Februari 2018 22:00 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarang Walet Asal Indonesia Siap Diekspor ke China (Foto: Badan Karantina Pertanian Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Sarang Walet Asal Indonesia Siap Diekspor ke China (Foto: Badan Karantina Pertanian Kementan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang 2017, ekspor sarang burung walet (SBW) Indonesia ke China meningkat 175% dibandingkan tahun 2016. Nilainya mencapai USD 87,45 juta atau Rp 1,16 triliun (kurs Rp 13.300).
ADVERTISEMENT
Nilai ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pengekspor terbesar sarang burung walet ke China, mengalahkan Malaysia dan Thailand sebesar masing-masing USD 35 juta dan USD 3.398. Indonesia juga menguasai segmen pasar dunia sebesar 71%.
Hal ini, membuat Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertaniana semakin serius untuk menggarap pasar ekspor SBW. Menurut Kepala Barantan Pertanian Kementan Banun Harpini, saat ini telah ada 186 rumah sarang burung walet yang berasal dari 8 perusahaan di Indonesia.
Sarang Walet Asal Indonesia Siap Diekspor ke China (Foto: Badan Karantina Pertanian Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Sarang Walet Asal Indonesia Siap Diekspor ke China (Foto: Badan Karantina Pertanian Kementan)
“Kami juga akan terus mengidentifikasi rumah yang lain. Kami mengira masih banyak yang belum teridentifikasi seperti di Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, mulai dari packing house sampai tempat pemprosesannya,” katanya di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (2/2).
Identifikasi ini berguna untuk mendaftarkan rumah-rumah tersebut pada General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (AQSIQ) di China, agar nantinya mereka dapat melakukan ekspor produk.
ADVERTISEMENT
“Kita sampaikan ke AQSIQ, untuk menjamin sistem ketelusuran. Sehingga tak ada halangan lagi ketika melakukan ekspor karena sudah diketahui siapa eksportirnya,” lanjutnya.
Sebelum bisa teregristasi di AQSIQ, Badan Karantina Pertanian terlebih dahulu melakukan pendampingan agar mereka layak menjadi eksportir. Pendampingan ini, kata Banun, diberikan secara gratis dan tanpa syarat apapun.
Demand di China luar biasa makanya kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya. Secara alami mereka memang mengkonsumsi SBW sebagai makanan yang istimewa, di restoran-restoran mewah dan acara-acara kerajaan,” ujarnya.