Ekspor Sawit Indonesia Turun, namun ke Bangladesh Naik 3X Lipat

31 Mei 2018 9:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja merapihkan kelapa sawit ke wadah (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja merapihkan kelapa sawit ke wadah (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
ADVERTISEMENT
Di tengah penurunan ekspor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia ke pasar dunia, penjualan produk tersebut ke Bangladesh justru meningkat hingga 3 kali lipat. Sepanjang Januari-April 2018, ekspor CPO dan produk olahannya mencapai 10,2 juta ton. Angka itu turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 10,7 juta ton.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono menyatakan, ekspor minyak kelapa sawit ke Bangladesh pada April 2018 tercatat sebesar 208 ribu ton atau naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan Maret 2018 yang hanya 64,57 ribu ton.
"Melonjak impor CPO Bangladesh ini juga dipengaruhi oleh keberhasilan dari misi dagang Kementerian Perdagangan bersama Asosiasi Sawit pada Maret 2018," kata Joko di Hotel Shangrila, Jakarta, Rabu (30/5) malam.
Dia menambahkan, kenaikan impor CPO oleh Bangladesh ini memanfaatkan kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh India, sehingga industri-industri olahan di Bangladesh mendapatkan keuntungan besar.
Kinerja pada April 2018 merupakan rekor pertama Bangladesh dengan impor minyak sawit di atas 200 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Secara year on year (yoy) sepanjang Januari-April 2018, Bangladesh menorehkan pertumbuhan impor CPO yang signifikan yakni sebesar 66%. Pada Januari-April 2017 impornya sebesar 358,87 ribu ton, naik menjadi 595,09 ribu ton periode yang sama di 2018.
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
Menurut Joko, selain ke Bangladesh, kenaikan ekspor CPO juga terjadi ke negara-negara Timur Tengah dan Pakistan. Hal ini menjadi berkah, untuk menahan catatan penurunan ekspor yang terjadi ke negara-negara tujuan utama, yakni India, Uni Eropa, China, dan Amerika Serikat.
"Penurunan ekspor ke India ini agak janggal. Karena biasanya menjelang Ramadhan, permintaan minyak sawit oleh India meningkat, tetapi tidak di kuartal pertama tahun 2018 ini," ujarnya. Dia menduga, hal ini akibat pemberlakukan tarif impor tinggi oleh India, sehingga ekspor minyak sawit Indonesia ke India tergerus sejak Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Pada April ini ekspor minyak sawit indonesia ke india turun 15%, dari 408,65 ribu ton pada Maret 2018 menjadi 346,28 ribu ton. Sedangkan secara yoy, pada Januari-April 2018 ini ekspor ke India menurun 24%.
Ekspor ke india tercatat berkurang 570,89 ribu ton atau dari 2,37 juta ton pada Januari-April 2017 menurun menjadi 1,80 juta ton periode yang sama pada 2018.