Exxon Hengkang dari Blok Jambaran Tiung Biru

8 Agustus 2017 17:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja sama Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina-PLN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina-PLN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertamina hari ini melakukan penandatanganan HoA (Heads of Agreement) Pasokan Gas Bumi Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru untuk Pembangkit Listrik wilayah Gresik antara Pertamina dan PLN. Hal ini dilakukan setelah kedua perusahaan menyepakati harga gas dari lapangan Jambaran Tiung Biru sebesar 7,6 dolar AS per million british thermal unit (MMBTU).
ADVERTISEMENT
Namun, ExxonMobil memutuskan hengkang dari proyek ini, sehingga otomatis 100 persen akan dikelola oleh Pertamina. Sebelumnya ExxonMobil dan Pertamina EP Cepu (PEPC) memilki hak kelola 41,4 persen di Lapangan Jambaran-Tiung Biru. Sisanya dimiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 9,2 persen, dan Pertamina EP sebesar 8 persen.
Menurut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, hengkangnya Exxon ini karena keputusan business to business (b2b) dengan Pertamina. Sehingga Exxon mengalihkan sahamnya ke PT Pertamina EP Cepu (PEPC).
"Exxon mengatakan dengan proporsi mereka ini enggak bisa masuk. Akhirnya Exxon bersedia menerima tawaran Pertamina, sehingga Pertamina memiliki Jambaran Tiung Biru 100 persen. Exxon melihat ini proyek nasional indonesia dan mereka mau membantu," kata Arcandra usai menyaksikan penandatanganan HoA di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (8/8).
ADVERTISEMENT
Sayang, Arcandra belum bisa menyebutkan berapa biaya pengalihan saham yang dikeluarkan Pertamina.
Kerja sama Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina-PLN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina-PLN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
"Itu harga sudah sepakat tapi tidak bisa diungkapkan berapa," pungkas Arcandra.
Arcandra melanjutkan, harga gas senilai 7,6 dolar AS per MMBTU ini ditetapkan flat selama 30 tahun. Dengan harga yang tidak berubah ini maka Biaya Pengadaaan Produksi (BPP) listrik di wilayah Gresik tidak akan naik.
"Inilah usaha kita agar gas harganya bisa terjangkau, tidak saja untuk konsumen terutama untuk PLN. Karena konsumen PLN sebagian besar adalah masyarakat," kata Arcandra.
Di tempat yang sama, Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, rata-rata BPP di daerah pembangkitan Jawa Bali adalah 6,5 sen per kwh.
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan disepakati harga gas 7,6 dolar AS per MMBTU, maka BPP nya tidak akan naik," jelas Iwan.
Lapangan Jambaran-Tiung Biru dijadwalkan mulai onstream pada 2020. Rencananya, produksi gas dari lapangan ini mencapai 172 MMSCFD. Pengembangan lapangan ini sempat terkendala oleh harga keekonomian gas yang tinggi, sehingga kesulitan mendapatkan pembeli gas.