Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sistem pembayaran terus berevolusi mengikuti laju inovasi teknologi, model bisnis, pergeseran preferensi (tradisi) masyarakat, dan kebijakan otoritas. Dalam beberapa tahun terakhir ini, evolusi sistem pembayaran digerakkan oleh arus digitalisasi ekonomi dan keuangan era industri 4.0 yang cukup deras.
ADVERTISEMENT
Indonesia mempunyai potensi pasar yang besar untuk menyerap inovasi teknologi karena didukung oleh basis populasi generasi milenial yang kuat. Porsi dan struktur demografis Indonesia yang mulai didominasi generasi milenial semakin terbuka terhadap penetrasi dan adaptasi teknologi. Kondisi ini berpotensi mendorong peningkatan transaksi e-commerce dan finansial secara online.
Kepala Divisi Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy mengatakan, ada potensi masyarakat Indonesia juga mulai belajar menerima kemunculan mata uang baru alias cryptocurrency. Seperti diketahui, Facebook akan meluncurkan cryptocurrency bernama Libra mulai 2020 mendatang. Ryan pun mengimbau perbankan untuk mulai berbenah untuk menghadapi era mata uang digital.
“Itu tantangan buat kita. Itulah kenapa enggak cuma bank yang kita dorong untuk mengikuti era digital. Kami sendiri BI juga menyesuaikan diri. BI kan juga memberikan layanan publik, ya layanan itu yang kami perkuat,” ungkap Ryan di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (2/7).
Menurut Ryan, perbankan Indonesia cenderung tertinggal dalam bertransformasi digital. Sebab tidak dipungkiri, digital banking membutuhkan nilai investasi yang cukup besar terutama untuk teknologinya. Sehingga sejauh ini bank yang menerapkan digital banking masih didominasi bank buku 3 dan 4 alias bank-bank besar.
ADVERTISEMENT
Menurut Ryan, perbankan harus mulai menerapkan digitalisasi, mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat. Tujuannya agar perbankan bisa melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat. Hal ini dibutuhkan agar perbankan tak kalah saing misalnya dengan mata uang Facebook , Libra. Sebab kini, jumlah pengguna Facebook lebih banyak ketimbang jumlah orang yang mempunyai rekening bank.
“Tantangannya itu, Indonesia itu pengguna Facebook terbesar, nomor tiga. Sehingga perbankan harusnya melakukan pendekatan yang jauh lebih hati-hati lagi. Enggak bisa masih business as usual,” tandasnya.