Foto: Bendungan di Uang Kertas 'Jadul' Rp 100, Begini Kondisinya Kini

11 Desember 2017 21:27 WIB
Uang kertas Rp 100 tahun 1984 (Foto: Museum BI)
zoom-in-whitePerbesar
Uang kertas Rp 100 tahun 1984 (Foto: Museum BI)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia pernah menerbitkan uang kertas Rp 100 tahun emisi 1984, dengan gambar depan burung Dara Mahkota (Goura victoria), sedangkan gambar belakangnya adalah Bendungan Tangga di Kabupaten Asahan (Sekarang menjadi Kabupaten Toba Samosir). Uang pecahan zaman dulu alias 'jadul' ini, telah ditarik Bank Indonesia sejak September 1995.
ADVERTISEMENT
Tak mengherankan jika Bendungan Tangga kini tak terlalu dikenal di sejumlah kalangan. Bendungan ini dibangun pada 1978 dan resmi beroperasi pada 1982. Pembangunannya dilakukan oleh Jepang, yang saat itu merupakan investor pabrik alumunium PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Pintu air PLTA Tangga  (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu air PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
Bendungan ini dibangun dari beton dan berbentuk busur (Concrete Arch), terlihat dari bentuknya yang melengkung. Ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar.
Pintu air PLTA Tangga  (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu air PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
Tinggi bendungan ini mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3. Bentuk struktur lengkung seperti busur dibuat bukan tanpa alasan, melainkan untuk menghasilkan tinggi energi yang diperlukan untuk membangkitkan tenaga di PLTA.
Menara pandang PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menara pandang PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
Pada Minggu (10/12) kumparan (kumparan.com) bersama sekitar 50-an peserta BUMN Expose: Expert Visit, berkesempatan melihat langsung bendungan yang sudah berusia 35 tahun. Kondisinya masih sangat baik, dengan lingkungan sekitar yang terjaga kelestariannya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, industri peleburan alumunium membutuhkan energi listrik yang sangat besar. Untuk itulah PT Inalum membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sendiri, dengan membendung Sungai Asahan. Selain Bendungan Tangga, PT Inalum juga membangun Bendungan Siguragura.
Ruang MCR PLTA PT Inalum (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang MCR PLTA PT Inalum (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
Bendungan tangga berjarak 4 kilo meter lebih ke hilir dari Bendungan Siguragura. Dari dua bendungan itu, air dialirkan untuk menggerakkan delapan turbin di dua PLTA yaitu PLTA Siguragura dan PLTA Tangga yang dioperasikan PT Inalum.
Dam penampung air PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dam penampung air PLTA Tangga (Foto: Wendy Saputro/kumparan)
Listrik yang dihasilkan sebesar 603 MegaWatt, dan sekitar 80%-nya digunakan untuk industri peleburan alumunium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke pabrik Inalum yang jaraknya 120 kilo meter, Inalum membangun sistem transmisi dengan tower sebanyak 271 buah.
ADVERTISEMENT