GAPKI Klaim Industri Sawit Sesuai Nilai Pembangunan Berkelanjutan

1 November 2018 18:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
ADVERTISEMENT
Industri sawit memiliki kaitan erat dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengklaim, pengembangan industri sawit dan produk turunannya selalu memperhatikan kriteria-kriteria pada SDGs. Yaitu pembangunan ekonomi berkelanjutan (economical sustainability), pembangunan lingkungan berkelanjutan (environmental sustainability), dan pembangunan sosial berkelanjutan (social sustainability).
ADVERTISEMENT
“Sebagai produser dan eksportir terbesar di dunia, Indonesia telah terlibat dalam membentuk industri sawit ini menjadi industri yang berkelanjutan. Bahkan dalam kaitan dengan environmental sustainability, nantinya setiap industri kelapa sawit harus berorientasi pada pengembangan industri rendah emisi,” ungkap Joko saat 14th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 di Bali International Convention Center, Kamis (1/11).
Pekerja memuat kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memuat kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
Selain itu, Joko mengatakan bahwa minyak sawit merupakan produk yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia. Sebab, sawit dinilai lebih efisien dari di sisi lahan dan tingkat produktivitas dibandingkan minyak nabati yang lain.
Perkebunan sawit menurut Joko, memberikan akses kepada masyarakat sekitar untuk menaikkan taraf hidup mereka. Kehadiran perkebunan sawit juga diikuti oleh pembangunan fasilitas umum seperti sekolah dan fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Yang jelas industri sawit itu berhubungan dengan zero hunger, decent work and economic growth, no poverty, responsible consumption and production, dan reduced inequality. Artinya itu semua selaras dengan pembangunan berkelanjutan,” tandasnya.