Gapki Targetkan Ekspor CPO ke India Bisa Capai 7 Juta Ton

9 Juli 2019 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berharap ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) ke India meningkat hingga 7 juta ton per tahun. Di tahun 2018, ekspor CPO Indonesia ke India sempat menurun menjadi 6,7 juta ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan target ini bisa tercapai seandainya India menurunkan bea masuk produk CPO asal Indonesia. Saat ini, India mengenakan tarif bea masuk 40 untuk CPO Indonesia dan 50 persen untuk produk turunannya.
"Kalau India menurunkan bea masuk CPO kita, diharapkan ekspor CPO ke sana mencapai 7 juta ton," kata Mukti di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (9/7).
Menurut Mukti, penerapan bea masuk tersebut dirasa kurang adil lantaran Malaysia hanya diterapkan bea masuk CPO sebesar 40 persen dan produk turunannya sebesar 45 persen.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan lobi kepada India. Salah satunya dengan menurunkan tarif bea impor gula mentah dari India yang menjadi hanya 5 persen.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
Mukti mengatakan, jika India tidak kunjung menurunkan bea masuk CPO asal Indonesia, maka target ekspor sebanyak 7 juta ton akan sulit tercapai. Pada bulan Mei 2019 saja, pihaknya mencatat terjadi penurunan ekspor CPO ke negara itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau bea masuk enggak kunjung dipangkas agak berat. Apalagi ekspor kita ke sana di Maret kemarin cenderung turun. Kemungkinan baru bisa tercapai di tahun depan," tambahnya.
Dia meminta agar India segera memberi sinyal positif terhadap bea masuk produk CPO Indonesia. Selain itu, dia juga berharap agar setelah bea masuk gula mentah dari India diturunkan, pemerintah langsung melakukan penjajakan kembali dengan India.
"Karena ini kan urusan antar negara," katanya.