Garuda Food Terancam Setop Produksi karena Stok Garam Menipis

14 Maret 2018 10:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk Garuda Food. (Foto: garudafood.com)
zoom-in-whitePerbesar
Produk Garuda Food. (Foto: garudafood.com)
ADVERTISEMENT
PT Garuda Food berencana untuk menghentikan sementara kegiatan produksinya. Salah satu alasan Garuda Food adalah karena stok bahan baku garam industri saat ini menipis.
ADVERTISEMENT
Head of Corporate Communication and Relation Garuda Food, Dian Astriana Yunianty, mengungkapkan pihaknya ikut terdampak dari polemik perhitungan impor garam industri. Dian memperkirakan stok garam yang dimiliki perusahaannya saat ini hanya cukup untuk memenuhi kegiatan produksi selama 2 pekan ke depan.
"Garuda Food kan sebenarnya juga pelaku industri mamin (makanan minuman) yang memang salah satunya memproduksi snack dan biskuit. Bahan baku garam untuk industri mamin pada umumnya itu sangat sensitif lepas dari kandungannya itu banyak atau sedikit pasti akan mempengaruhi kelangsungan industri. Nah maksudnya berpotensi itu ya memang kondisi terburuk ya pasti akan menyebabkan setop sementara produksi," kata dia kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (14/3).
Sayangnya, Dian tak berani mengungkapkan berapa sisa bahan baku garam industri milik Garuda Food saat ini. Pihaknya juga tak bisa menggunakan garam lokal sebagai pengganti sementara garam industri yang stoknya sedang minim.
ADVERTISEMENT
"Ini juga kan yang menjadi concern untuk garam konsumsi dan industri itu spek berbeda, kadar airnya, kadar natrium klorida, kamudian tingkat warna dan lain-lain untuk saat ini," imbuhnya.
Ilustrasi garam. (Foto: Antara/Aji Styawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi garam. (Foto: Antara/Aji Styawan)
Hal yang sama juga dikeluhkan Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang. Pihaknya mendesak pemerintah untuk segera memberikan jatah impor garam untuk industri aneka pangan. Menurut dia, dari izin impor yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan di Januari 2018 sebesar 2,37 juta ton dari total 3,7 juta ton, tidak ada alokasi untuk industri aneka pangan.
"Nah waktu dikeluarkan itu, industri makanan enggak dapet persoalannya," sebutnya.
Bila hal ini tetap berlanjut maka kegiatan produksi industri aneka pangan akan terganggu. Dia mengungkapkan kebutuhan garam dari Indofood Group sendiri sebanyak 50 ribu-60 ribu ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Karena untuk industri makanan, garam yang diimpor itu tidak langsung dimakan masih harus diolah dulu oleh industri garam di dalam negeri," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Sekjen Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia, Cucu Sutara, mengungkapkan sudah banyak industri makanan yang berencana setop produksi sementara. Selain Garuda Food dan Indofood, ada Ajinomoto dan Unilever.
"Ini dampaknya sangat panjang , pemberhentian produksi ini dampaknya sangat panjang dapat PHK sementara karyawan atau lebih jauh bisa saja merelokasi perusahaan keluar. Makanya pemerintah harus cepat tanggap secara objektif untuk kepentingan kelangsungan perkembangan ekonomi usaha industri aneka pangan," jelasnya.