news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Garuda, Pegadaian, hingga Damri Antre Jadi Pemegang Saham LinkAja

30 September 2019 17:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dompet digital Linkaja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dompet digital Linkaja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan pelat merah yang tertarik untuk memiliki saham di aplikasi pembayaran LinkAja semakin banyak. Terbaru, ada delapan perusahaan yang menyatakan minatnya patungan untuk di perusahaan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pemilik merek LinkAja.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama LinkAja Danu Wicaksana mengatakan, kedelapan BUMN tersebut adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura 1 (Persero), PT Angkasa Pura 2 (Persero), Perum Damri (Persero), PT Pegadaian (Persero), PT Taspen (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
"Kita sih intinya bersyukur banget bahwa ibu menteri (Rini Soemarno) sangat dorong adanya persatuan ini karena ini tadinya jalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini kita masih nunggu konfirmasi beberapa (delapan) BUMN untuk menyusul tujuh BUMN yang sudah bergabung," kata Danu di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/9).
Tapi, Danu belum bisa membocorkan berapa dana yang bakal dikucurkan dari masing-masing perusahaan tersebut. Dia akan menunggu kepastian dari kedelapan perusahaan itu hingga akhir tahun ini.
CEO LinkAja, Danu Wicaksana. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
Jika kedelapan perusahaan ini jadi masuk, maka porsi saham yang akan dimiliki ketujuh BUMN yang sudah lebih dulu masuk akan berubah. Hanya saja dia enggan membocorkan berapa porsi yang bakal didapat dari delapan perusahaan tersebut jika nanti jadi bergabung.
ADVERTISEMENT
Proses bisnis kepemilikan saham di LinkAja sendiri terdiri dari tiga tahap dengan menerbitkan saham baru. Berdasarkan keterbukaan informasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi penerbitan saham baru Finarya ini diatur dalam perjanjian penyetoran saham bersyarat yang mengatur tentang pelaksanaan penyetoran saham Finarya.
Tahap pertama, penyetoran saham dilakukan paling lambat 31 Juli 2019. Finarya akan menerbitkan saham baru sebanyak 66.526 saham dengan nilai penyetoran Rp 665,26 miliar. BUMN yang menyetorkan investasinya adalah Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, Jiwasraya, dan Danareksa.
Tahap kedua, proses penyetoran dilakukan maksimal pada 31 Oktober 2019. Total saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 18.600 saham dengan nilai Rp 186 miliar. Ada tiga BUMN yang akan mengeksekusi, yakni Telkomsel, BTN, dan Pertamina.
ADVERTISEMENT
Tahap ketiga, Finarya akan memberikan kesempatan untuk investor BUMN lain yang ingin berinvestasi di perusahaan. Penyetoran saham dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2019. Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 80 ribu saham dan nilai penyetoran Rp 800 miliar.
Jika dalam tahap tiga ada investor lain yang berminat, maka Telkomsel nantinya hanya memiliki saham sebesar 25 persen, Bank Mandiri 17,03 persen, BRI 17,03 persen, BNI 17,03 persen, BTN 6,13 persen, Pertamina 6,13 persen, Jiwasraya 1 persen, Danareksa 0,63 persen, dan investor lain 10,02 persen.
Namun, jika tak ada investor lain yang berminat, maka komposisi saham menjadi Telkomsel 25 persen, Bank Mandiri 19,71 persen, BRI 19,71 persen, BNI 19,71 persen, BTN 7,12 persen, Pertamina 7,12 persen, Jiwasraya 1 persen, dan Danareksa 0,63 persen.
ADVERTISEMENT
"Iya ada perubahan (kepemilikan saham) tapi itu ditanya ke Pak Gatot saja (Deputi Kementerian BUMN)," jelasnya.
Suasana kantor LinkAja, di kawasan SCBD, Jakarta. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
Diakui Danu, untuk tahap pertama, semua BUMN yang bergabung seperti dalam informasi keterbukaan informasi Telkomsel, sudah menyetorkan dananya ke LinkAja. Tapi, Danu enggan mendetailkannya, hanya saja nilainya sesuai dengan aturan yang ditulis Telkomsel di BEI.
Danu mengaku senang banyak BUMN yang melirik LinkAja. Dengan begitu, makin kuat sinergi yang terbangun karena pasar dari masing-masing BUMN sangat besar di Indonesia.
Pegadaian Tertarik
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengungkapkan ketertarikan perusahaan memiliki saham di LinkAja. Dia pun menegaskan, perusahaan punya dana yang cukup besar, lebih dari Rp 10 triliun yang bisa dicairkan kapanpun.
Tapi dia enggan mendetailkannya. Yang pasti, dengan ikut memiliki saham LinkAja, perusahaan akan dimudahkan dengan akses pembayaran untuk nasabah Pegadaian.
ADVERTISEMENT
"Kita pinginnya punya saham di sana, ini masih dalam pembahasan. Kami sih maunya lumayan. Tapi sudah banyak dimilikin, sisanya sedikit. Kami teknisnya mesti incharge di moda ventura atau apa, kami tidak masalah," kata dia.