Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Genjot Penjualan, Starbucks Gandeng Alibaba untuk Layanan Antar Kopi
31 Juli 2018 8:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Perusahaan gerai kopi dunia, Starbucks Corp bekerja sama dengan e-commerce Alibaba Group Holding Ltd untuk layanan antar kopi di China. Ini dilakukan emiten berkode saham SBUX ini agar bisa menggenjot penjualan mereka yang terus turun di negeri tirai bambu itu.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil SBUX setelah awal bulan lalu mantan Starbucks Executive Chairman, Howard Schultz, menyarankan agar merapat ke Jack Ma, pendiri Alibaba. Dikutip dari Reuters , pengumuman resmi dari kesepakatan akan dibuat akhir pekan ini, tapi Starbucks menolak berkomentar.
Penjualan kuartalan Starbucks di China tercatat menurun 2 persen pada periode yang berakhir 1 Juli. Ini merupakan sebuah kemunduran tajam dari pertumbuhan 7 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Jaringan kafe yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat ini mengungkapkan alasan merosotnya penjualan kopi mereka di China karena pihak ketiga yang bekerja sama dengan SBUX dalam mengirim kopi sebelumnya terlalu lamban berjalan. Belum lagi, di sana banyaknya perusahaan serupa yang tumbuh pesat.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Luckin China. Perusahaan kopi ini telah membuka lebih dari 660 gerai di 13 kota di China sejak diluncurkan secara resmi pada Januari lalu. Keberadaan mereka menghambat operasi Starbucks di 3.400 toko.
Dalam laporan pendapatan kuartal ketiga, Starbucks mengakui kinerja buruk mereka di China. Karena itu, dengan menggandeng Alibaba ini, perusahaan berharap bisa membuat kemajuan pada rencana pengiriman di sana mulai musim gugur ini di Beijing dan Shanghai.
Wall Street berharap kemitraan dengan divisi pengiriman makanan Alibaba, Ele.me, akan membantu mendorong rencana pertumbuhan Starbucks di negara tersebut. Starbucks juga berencana menggandakan jumlah tokonya di China pada 2022 mendatang.
"Pengumuman solusi pengiriman ini akan menjadi langkah pertama yang penting, seperti peluncuran pemesanan seluler yang belum ada di China. Sementara implikasi margin dari pengiriman pihak ketiga tidak jelas, tidak ada marjin lebih buruk daripada penjualan yang hilang,” kata seorang analis untuk William Blair, Sharon Zackfia dalam sebuah catatan penelitian.
ADVERTISEMENT
Saham Starbucks turun 29 sen atau 0,5 persen di angka USD 51,86 dalam perdagangan sore. Turun hampir 10 persen sejak awal tahun.