Gubernur BI Bocorkan Strategi Turunkan Bunga Kredit Perbankan

3 Mei 2019 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI Perry Warjiyo berikan pidato sambutan saat peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) semester II 2019. Foto: Dok. Humas BI
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo berikan pidato sambutan saat peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) semester II 2019. Foto: Dok. Humas BI
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) selama semester II 2018. Buku tersebut berisi berbagai macam kebijakan yang telah dilakukan bank sentral dalam menghadapi risiko domestik maupun global.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutan acara, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan sinergi kebijakan yang telah dilakukan bank sentral. Salah satunya kenaikan suku bunga acuan BI atau BI 7 Day Repo Rate sebesar 175 basis poin (bps) menjadi 6 persen selama 2018.
"Sinergi kebijakan antarotoritas membawa stabilitas kita menjadi cukup bagus, stabilitas sistem keuangan juga terus membaik, rasio kredit macet atau NPL (non performing loan) rendah, 2,37 persen gross dan 1,18 persen nett. Efisiensi perbankan juga terus meningkat," ujar Perry di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Jumat (3/5).
Menurut Perry, kebijakan BI untuk menaikkan suku bunga acuan yang tidak direspons naiknya bunga kredit perbankan merupakan hasil dari bauran kebijakan bank sentral, dari sisi mikro maupun makroprudensial.
ADVERTISEMENT
Adapun kebijakan BI 7 Day Repo Rate hingga saat ini naik 1,75 persen. Sementara bunga kredit perbankan sejak Mei 2018-Mei 2019 turun 0,23 persen.
Perry mengatakan, hal tersebut tak pernah ada di teori manapun. Sebab ketika suku bunga bank sentral naik, akan berdampak pada kenaikan bunga deposito dan akhirnya ke bunga kredit.
Gubernur BI Perry Warjiyo berikan secara simbolis kepada penerima buku. Foto: Dok. Humas BI
"Kenapa suku bunga naik 1,75 persen, tapi suku bunga kredit turun? Dari Mei 2018 sampai sekarang, turun 0,23 persen. Saya mengajar di manapun di UI, UGM, teori-teori standar tidak bisa menjelaskan. Yang bisa menjelaskan hanya di bab 13,14,15 buku saya," kata Perry yang disambut tawa para hadirin.
"Inilah skill policy mix yang harus kita koordinasi. Dan pasti adalah karena kesempurnaan dan berkah Allah. Tahun ini keseluruhan akan terjaga Insyaallah," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Perry menuturkan, kebijakan yang telah dilakukan Bank Indonesia selama ini berupa bauran kebijakan (policy mix) akan terus dilanjutkan. Selain itu, kebijakan makroprudensial juga akan lebih akomodatif demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Kita juga pastikan likuiditas perbankan cukup. Kita akan perkuat strategi moneter kita untuk mendukung likuiditas, kita perkuat koordinasi antarotoritas," ujarnya.