Gubernur BI: Terus Terang Ini Berat, Tekornya Tambah Gede

25 Juli 2018 21:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Sarasehan Nasional TPID. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Sarasehan Nasional TPID. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) meramal defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tahun 2018 akan mencapai USD 25 miliar. Jumlah itu lebih besar dibanding CAD tahun 2017 sebesar USD 17,53 miliar atau 1,73 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, CAD yang membengkak tersebut dikarenakan nilai impor lebih besar dari ekspor. Jika kondisi tersebut terus berjalan, dikhawatirkan CAD akan melebihi prediksi BI.
“Saya mohon perhatian kita semua. Terus terang ini berat, tekornya tambah gede. Karena ekspornya sebenarnya cukup baik, tapi kenaikan impornya juga lebih besar,” ujarnya di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (25/7).
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Dia menjelaskan, membengkaknya CAD saat ini lebih berat lantaran adanya perang dagang dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut membuat investasi asing dalam portofolio yang masuk ke Indonesia dinilai akan seret.
“Tahun ini lagi gonjang-ganjing global, lagi perang dagang, kemudian kenaikan suku bunga di Amerika, sehingga devisa yang masuk dalam bentuk investasi portofolio sangat rendah,” papar Perry.
ADVERTISEMENT
Hal itu berbeda dengan CAD di tahun 2017, di mana CAD dapat dibiayai dengan penanaman modal asing sebesar USD 17 miliar, serta lancarnya arus masuk modal asing dalam bentuk pembelian surat berharga dan saham yang mencapai USD 20 miliar.
“Yang perlu kita lakukan meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja, menekan impor, kita bisa mengendalikan defisif transaksi berjalan,” ucapnya.