Gubernur Kaltim: Ibu Kota Baru Harus Memperhatikan Pejalan Kaki

10 Oktober 2019 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Dari kiri) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Kaltim Isran Noor, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, usai memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
(Dari kiri) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Kaltim Isran Noor, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, usai memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang menggodok sistem transportasi yang akan diterapkan di ibu kota baru. Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor sempat bercanda mengenai kendaraan yang akan diterapkan di wilayah pengganti Jakarta tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau perlu sistem kendaraan yang pernah digunakan oleh Spider Man, pakai jaringnya itu,” canda Isran yang disambut peserta yang hadir di Hotel Redtop Jakarta, Kamis (10/10).
Isran mengaku saat ini banyak masyarakat yang menginginkan agar kondisi transportasi di ibu kota baru juga memperhatikan para pejalan kaki. Meski begitu, ia memastikan pihaknya mendukung penuh rancangan sistem transportasi yang disiapkan pemerintah pusat.
“Saya dalam pikiran saya itu bahwa kondisi ibu kota negara itu akan kembali ke zaman dahulu, zaman kuda makan tembaga. Sekarang kuda sudah makan mentega. Sekarang orang suka hal-hal yang memang alamiah (berjalan kaki),” ujar Isran.
“Tadi disebutkan dalam video masyarakat sampaikan ada jalan kaki, sejuk, hutan dan sebagainya. Kita sudah ke sana, mungkin modelnya saja beda tapi saya kira mengarah ke sana,” tambahnya.
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Bentuk dukungan yang diberikan, kata Irsan, adalah dengan memperluas lahan untuk ibu kota baru. Irsan mengatakan langkah itu dilakukan agar pemerintah bisa leluasa merancang. Ia mengharapkan sistem transportasi tertata dengan baik untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
“Makanya ketika kemarin diumumkan 180 ribu hektare, gubernur mempersiapkan 366 ribu hektar. Kenapa diperluas supaya kawasan lebih mudah dalam mendesain moda transpor dan sistem transportasi serta kenyamanan masyarakat,” ungkap Irsan.
Irsan juga meminta agar ibu kota baru dijaga dengan baik termasuk pengawasannya. Ia mencontohkan salah satunya dengan tidak membebaskan warga membeli kendaraan pribadi sampai tidak membiarkan orang bermukim seenaknya tanpa ada kejelasan di ibu kota baru.