Harga Ayam Anjlok Jadi Rp 7.000 per Kg, Banyak Peternak Gulung Tikar

24 Juni 2019 18:04 WIB
Peternakan ayam petelur di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Peternak mengeluhkan kenaikan harga pakan. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan ayam petelur di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Peternak mengeluhkan kenaikan harga pakan. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Harga ayam di tingkat peternak turun tajam. Harga satu kg ayam hidup di kandang hanya dihargai Rp 7.000. Peternak pun menjerit.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo), Hari Wibowo, membeberkan tak hanya harga yang murah, peternak juga kesulitan mencari pembeli ayam. Tak mengherankan jika banyak peternak yang memilih untuk berhenti beternak.
“Harga ayam itu di pasar kan kalian tahunya seperti biasa ya Rp 29.000 sampai Rp 30.000. Padahal di kandang harga ayam hanya Rp 7.000 sampai Rp 8.000. Itu pun rebutan golek bakul (cari pedagang),” ujarnya saat dihubungi kumparan, Senin (24/6).
Kondisi ayam di peternakan rakyat di Tajur Halang, Bogor Foto: Elsa Toruan/kumparan
Setidaknya 400-an peternak yang tergabung dalam Apayo merugi. Pasalnya harga anjlok ini telah berlangsung hingga 10 bulan atau berlangsung sejak September 2018.
“Jumlah peternak yang tergabung ada 400-an tapi sekarang banyak yang enggak pelihara karena jatuh-jatuh itu. Peternakan pada beralih ikut pabrikan. Pabrikan sebenarnya merugi juga,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan satu peternak rata-rata memelihara 3.000-5.000 ekor. Per ekor, peternak rugi hingga Rp 20.000. Jika dihitung minimal peternak rugi hingga Rp 60 juta. Jika dihitung lebih luas produksi ayam di DI Yogyakarta mencapai 150 ribu ekor per hari.
Hari menambahkan harga jual ayam ini juga jauh dari standar harga pokok penjualan Rp 18.500 per kg. Berdasarkan analisanya, penyebab turunnya harga ini lantaran melimpahnya ayam di peternak. Para peternak saling menurunkan harga hingga ke nominal yang tak wajar.