Harga Karet Anjlok, Industri Karet Olahan Kesulitan Bahan Baku

30 November 2018 19:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pohon karet (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pohon karet (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
ADVERTISEMENT
Rendahnya harga karet alam di tingkat petani turut menurunkan motivasi petani dalam menanam karet. Banyak petani karet yang menebang dan menjual pohon karetnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menimbulkan sejumlah kekhawatiran di kalangan pelaku industri karet olahan (crumb rubber).
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mengatakan, kapasitas terpasang pabrik crumb rubber nasional mencapai 5,6 juta ton per tahun. Sedangkan petani karet hingga saat ini baru mampu memenuhi sekitar 60 persen kebutuhan atau sekitar 3,5 juta ton per tahun.
"Harga yang terus turun ini tidak baik untuk petani dan juga industri. Sebab, kita semua itu satu kapal, ada petani, industri karet olahan, dan Gapkindo," katanya saat dihubungi kumparan, Jumat (30/11).
Moenardji menambahkan, saat ini pabrik crumb rubber yang menjadi anggota Gapkindo sendiri mencapai sekitar 162 pabrik.
"Kami tentu ingin harga yang lebih baik supaya petani itu bisa termotivasi. Petani adalah mitra kita, karena pabrik crumb rubber itu kan enggak punya kebun. Kalau petani enggak produksi lagi, buat apalagi ada pabrik?" katanya lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Moenardji, belum ada pabrik crumb rubber yang menutup usahanya akibat kekurangan bahan baku. Hanya saja, kebanyakan pengusaha industri crumb rubber, khususnya di semester kedua tahun ini cukup berat dalam menjalankan usahanya.
"Berat dan agak ketat, karena utilitasnya cenderung rendah," tutupnya.