Harga Pangan Mulai Stabil, Inflasi Agustus 2019 Diperkirakan Rendah

2 September 2019 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko sayuran di pasar tradisional.  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toko sayuran di pasar tradisional. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan laju Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Agustus 2019. Sejumlah ekonom memproyeksi, selama Agustus 2019 akan terjadi inflasi.
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi, inflasi selama Agustus 2019 sebesar 0,16 persen secara bulanan (mtm) dan 3,54 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Angka ini lebih rendah dari realisasi Juli 2019 yang mencatatkan inflasi 0,31 persen (mtm) dan 3,32 persen (yoy).
“Secara mtm memang ada kecenderungan turun. Tetapi, dari sisi inflasi tahunan menunjukkan sedikit peningkatan. Ini lebih dikarenakan low base dari inflasi tahun lalu yang rendah,” ujar Josua kepada kumparan, Senin (2/9).
Josua menjelaskan, kontribusi terbesar untuk inflasi Agustus 2019 adalah inflasi inti yang diperkirakan berada pada angka 3,2 persen. Salah satu penopang hal ini adalah kenaikan harga emas selama beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Peningkatan harga tersebut disebabkan oleh faktor global berupa perang dagang antara AS dan China yang tak kunjung usai. Kejadian ini membuat banyak investor beralih ke instrumen lain seperti emas.
“Selain itu, tahun ajaran baru yang sudah dekat juga turut berdampak terhadap inflasi bulan Agustus,” jelasnya.
Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy memprediksi laju inflasi selama bulan lalu sebesar 0,2 persen (mtm) dan 3,52 persen (yoy).
Sektor pendidikan diperkirakan menjadi faktor utama pendorong inflasi sebesar 0,44 persen (mtm). Ini merupakan faktor musiman, di mana Tahun Ajaran Baru jatuh di Agustus.
Sementara faktor lainnya adalah bahan pangan, utamanya harga cabai yang masih mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir akibat kemarau panjang. Inflasi bahan pangan diprediksi akan sebesar 0,09 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Inflasi bahan pangan tersebut diprediksi lebih rendah dibandingkan Juli 2019 yang mencatatkan inflasi sebesar 0,8 persen dan andilnya terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,17 persen.
"Kemarau panjang ini membuat produksi berkurang. Sementara bisa dilihat, permintaan cabai juga masih tinggi sehingga timbul ketidakseimbangan," jelasnya.
Namun demikian, sejumlah komoditas menyebabkan deflasi selama Agustus 2019. Di antaranya beras yang diperkirakan deflasi 0,3 persen, daging ayam 6,5 persen, bawang merah 16,7 persen, bawang putih 8,4 persen, dan gula pasir 0,4 persen.
Suasana di Pasar Tradisional Pasar Minggu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kepala Ekonom Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual memproyeksi inflasi selama Agustus 2019 sebesar 0,17 persen (mtm) dan 3,5 persen (yoy).
Menurutnya, inflasi selama bulan lalu disebabkan oleh harga pangan yang masih melonjak, khususnya cabai. Meskipun kenaikannya tak setinggi bulan-bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Cabai masih cukup sulit diatasi karena permintaannya juga terus meningkat kan, budaya konsumsi cabai segar. Overall setelah Lebaran biasanya harga-harga mulai normal, periode Agustus-September memang biasanya tekanan inflasi relatif rendah,” kata David.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi selama Agustus 2019 berada di kisaran angka 0,15 persen (mtm) dan 3,47 persen (yoy).
Komoditas penyumbang inflasi masih sama dengan beberapa bulan sebelumnya, yakni cabai merah yang mencatatkan inflasi 0,11 persen, emas perhiasan 0,08 persen, dan cabai rawit 0,05 persen.
Selain itu, ada beberapa komponen yang mengalami deflasi. Di antaranya tarif angkutan udara sebesar 0,09 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, juga daging ayam ras sebesar 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan survei pemantauan harga sampai dengan minggu keempat Agustus, diperkirakan terjadi inflasi 0,15 persen (mtm) dan 3,47 persen (yoy)," kata Perry.