Hingga Juni 2019, Realisasi Lifting Migas Baru Mencapai 89 Persen

19 Juli 2019 19:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mencatat realisasi lifting minyak dan gas bumi hingga Juni 2019 baru mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
ADVERTISEMENT
Capaian ini baru 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 juta barel BOEPD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, dari total lifting migas sebesar 1,8 juta BOEPD itu, rinciannya lifting minyak 752 ribu barel per hari (BOPD) dan lifting gas 1,06 juta BOEPD.
"Adapun target lifting migas 2019 diproyeksikan tercapai di semester I 2019, mengingat 9 dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat tahun 2019," kata Dwi saat paparan kinerja hulu migas semester satu di Gedung SKK Migas, Jakarta, Jumat (19/7).
Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, memprediksi capaian lifting minyak sampai akhir tahun hanya di kisaran 97-98 persen. Sedangkan lifting gas tidak jauh dari target awal yakni 1,5 juta BOEPD.
ADVERTISEMENT
Fatar menjelaskan, outlook lifting migas hingga akhir tahun tak bisa 100 persen karena ada masalah pengurangan produksi di Bontang, Kalimantan Timur. Hal tersebut disebabkan karena ada kargo LNG yang tidak terserap.
Namun, SKK Migas memastikan akan berusaha melakukan high rate test untuk uji fasilitas yang telah dimodifikasi. Tes ini akan bantu penambahan produksi.
"Sehingga harus curtail (mengurangi) production di Kalimantan Timur. Kemudian, ada faktor bor sumur pengembangan tidak sesuai prognosa, atau di bawah prognosa," kata Fatar.
Dwi menambahkan, SKK Migas menerapkan empat strategi jangka panjang dalam upaya meningkatkan produksi migas. Pertama dengan mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi, di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle) serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna.
ADVERTISEMENT
Kedua, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Selain itu juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif.
Sementara itu, investasi hulu migas hingga bulan Juni sebesar USD 5,21 miliar. Jumlah ini meningkat 16 persen dibandingkan capaian semester satu tahun 2018.
"Investasi hulu migas ke depan diproyeksikan terus meningkat mengingat hingga tahun 2027, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi USD 43,3 miliar," lanjutnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto rapat kerja bersama komisi VII DPR RI, Senin, (11/2). Foto: Jamal Ramdhan/kumparan
Adapun total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta BOEPD yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bph dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari.
Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan 30 Juni 2019, sebanyak 13 persetujuan rencana pengembangan lapangan (POD) sudah disetujui dan memberikan potensi tambahan cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak.
Jumlah tersebut secara akumulasi menghasilkan rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) sebesar 23,85 persen dari target APBN 2019 sebesar 100 persen.
"Revisi persetujuan POD pertama Lapangan Abadi yang telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 5 Juli 2019 secara otomatis akan meningkatkan angka RRR menjadi 300 persen," kata dia.