Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, Jakarta Tak Akan Macet Lagi?

30 Juli 2019 18:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan bermotor melaju tersendat akibat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan bermotor melaju tersendat akibat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memastikan ibu kota negara jadi dipindah ke Kalimantan mulai tahun 2021. Semua aktivitas pemerintah pusat nantinya bakal beralih ke Kalimantan mulai dari kementerian, lembaga legislatif, yudikatif, serta lembaga negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Pieter Abdullah, mengatakan pemindahan ibu kota dinilai bakal menciptakan efisiensi, terutama mengurangi kemacetan yang selama ini jadi persoalan di Jakarta.
"Ruang yang ada di Jakarta menjadi lebih lapang, ini yang akan menciptakan efisiensi. Kemacetan itu merupakan sumber inefisiensi," ujar Piter ketika ditemui di di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (30/7).
Menurut Piter, kemacetan akan berkurang karena pemindahan ibu kota secara otomatis akan membuat birokrat pindah. Imbasnya, Jakarta yang sudah kelebihan kapasitas penduduk bisa lebih lega.
"Sekarang ini Jakarta sudah over, sudah melewati batas ambangnya. Jika itu dipindahkan, maka sebagian masyarakat kita untuk yang birokrasi, ASN (Aparatur Sipil Negara), keluarga dan sebagainya akan pindah," kata dia.
Foto udara kawasan Bukit Nyuling, Tumbang Talaken Manuhing, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis (25/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Dengan pemindahan ibu kota tersebut, Piter menilai menjadi kesempatan pemerintah Jakarta membenahi tata kelola kotanya. Menurut dia, pemerintah DKI Jakarta bisa fokus untuk membangun Jakarta sebagai pusat bisnis yang lebih produktif dan efisien.
ADVERTISEMENT
"Tentu akan jadi pertimbangan investasi. Untuk mereka yang akan berinvestasi pasti akan memperhitungkan tingkat produktivitas tenaga kerjanya, dia akan memperhitungkan jalur-jalur transportasinya. Saya kira ini akan memperbaiki," papar dia.
Keuntungan lainnya, kata dia, Jakarta juga punya potensi mengembangkan pariwisata dengan lebih optimal. Sebab berbagai hambatan yang selama ini mengganjal seperti kemacetan telah diminimalisir.
"Dengan kondisi kota yang seperti sekarang penuh dengan kemacetan, orang mungkin malas juga ke Jakarta. Tapi kalau Jakarta tertata rapi, akan juga bisa mempengaruhi mental psikologis masyarakat," ujarnya.