Imbangi Australia, RI Kini Miliki Heli Pemburu Kapal Selam Buatan PTDI

24 Januari 2019 18:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helikopter AKS yang diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan untuk TNI AL. (Foto: Dok. PT. DI)
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter AKS yang diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan untuk TNI AL. (Foto: Dok. PT. DI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TNI Angkatan Laut (AL) hari ini menerima tambahan 5 unit heli AKS (anti kapal selam) di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/1). Heli Pemburu Kapal Selam ini merupakan hasil kolaborasi antara PTDI dan Airbus Helicopters. Heli dilengkapi teknologi sonar dan torpedo untuk memburu dan menghancurkan kapal selam musuh.
ADVERTISEMENT
Dari 11 pesanan heli Panther tipe AS656 MBe senilai 132 juta euro, PTDI telah menyerahkan 10 unit, termasuk 5 unit yang diserahkan hari ini. Kehadiran heli AKS ini mampu memperkuat pertahanan laut Indonesia yang sejajar dengan negara tetangga seperti Australia.
Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji menjelaskan Australia telah memiliki heli AKS. Kehadiran Heli AKS juga memberikan manfaat sangat besar untuk Indonesia.
Seorang pilot melintas di antara helikopter AKS saat acara serah terima alutsista di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pilot melintas di antara helikopter AKS saat acara serah terima alutsista di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)
"Karena kalau kita mengandalkan kapal-kapal patroli satu hari bisa habis sekian miliar. Kalau pakai pesawat bisa sekali sapu, kita bisa tahu kondisi-kondisi di lapangan lautan kita. Lebih efektif," kata Agus.
Lanjut Agus, kebutuhan alutsista sejenis heli AKS masih tinggi. Apalagi TNI AL harus memperbaharui alutsista berusia uzur. Jika pesawat tua dipertahankan dan dipelihara terus, biayanya lebih tinggi dibanding membeli pesawat baru dan kemampuannya lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Masih sangat kurang, rencana berikutnya ada pengadaan (Heli AKS). Untuk harga basic-nya USD 10 juta, yang full mission USD 17 juta dan kita baru punya dua," ungkapnya.
Kontributor: Iqbal Gojali