Impor Petrokimia Ditargetkan Turun 50 Persen di 2023

8 Oktober 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petrokimia Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Petrokimia Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan importasi bahan baku petrokimia bisa turun hingga 50 persen pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan importasi sektor petrokimia saat ini mencapai USD 20 miliar (Rp 14.200 per USD) atau Rp 284 triliun setiap tahun.
"Setidaknya 2023 bisa bangkit, sehingga sekitar 50 persen impor bisa kita kurangi," ujar Sigit ketika ditemui di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat, Selasa (8/10).
Untuk mencapai target itu, pemerintah akan mendorong investasi. Beberapa perusahaan sektor petrokimia sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.
PT Lotte Chemical Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), bahkan memastikan akan investasi USD 7 miliar atau Rp 99,4 triliun (Rp 14.200 per USD) untuk membangun pabrik Petrokimia yang ditargetkan beroperasi pada 2023.
"Kita sudah punya komitmen dari Chandra Asri maupun Lotte untuk investasi di sektor petrochemical, sehingga kita harapkan 2023 bisa aktif kembali di sektor petrochemical," kata dia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Sigit menambahkan, upaya menekan impor petrokimia juga perlu didukung dengan optimalisasi pabrik yang sudah ada. Misalnya saja Tuban Petro yang selama ini dikelola Pertamina.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, Tuban Petro sebaiknya difokuskan memproduksi Benzene, Toluene dan Xylene (BTX). Jadi, tidak lagi dioperasikan untuk bahan bakar.
Dengan begitu, kata dia, akan terjadi peningkatan produksi bahan baku petrokimia sebanyak 1,5 juta ton.
"Tuban Petro itu untuk bahan bakar padahal desainnya BTX. Itu adalah aromatic center satu-satunya di Indonesia yang kita punya. Jadi kita menginginkan diubah ke mode BTX, dengan begitu kita akan mengurangi impor besar di situ," ujarnya.