Indonesia Dipuji Dunia dalam Upaya Perangi Illegal Fishing

7 Juni 2018 6:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi berbicara di peringatan IUUF 3 (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi berbicara di peringatan IUUF 3 (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketegasan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF) di Indonesia diapresiasi dunia internasional. Setidaknya apresiasi itu disampaikan Dirjen FAO (Food and Agriculture Organization) Jose Graciano da Silva dan Komisioner Uni Eropa untuk Lingkungan, Kelautan, dan Perikanan Karmenu Vella.
ADVERTISEMENT
Pujian itu disampaikan keduanya ketika Special Event di perayaan Hari Internasional Perlawanan IUUF di Markas Pusat FAO di Viale delle Terme di Caracalla, Roma, Italia, Selasa (4/6). Pujian ini jelas bukan hanya untuk Susi, tapi untuk pemerintah dan bangsa Indonesia. Pujian ini tentu tidak hanya membanggakan para delegasi yang hadir di acara ini, tapi juga bangsa Indonesia. Para delegasi Indonesia yang hadir, antara lain, Dubes RI untuk Roma Esti Andayani, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo, Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi.
Jose, Karmenu dan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara dalam acara perayaan Hari Internasional Perlawanan IUUF untuk pertama kalinya itu. Jose mengapresiasi Susi yang berkenan hadir di markas pusat FAO meski jarak Indonesia dan Roma sangat jauh. “Terima kasih atas kehadiran menteri Susi Pudjiastuti,” kata Jose.
ADVERTISEMENT
“Indonesia adalah partner penting dalam perlawanan illegal fishing bagi FAO,” imbuh Jose yang disambut tepuk tangan para peserta. Dalam acara ini hadir sekitar 250 orang dari berbagai kalangan dan negara.
Jose mendukung sepenuhnya Hari Internasional Perlawanan IUUF ini dan mendorong terus gerakan perlawanan terhadap IUUF. Bagi Jose, IUUF harus diperangi, karena stok ikan di laut harus dijaga demi generasi anak dan cucu di masa mendatang. “Ikan di laut merupakan sumber protein dan nutrisi yang sangat bermanfaat bagi ketahanan pangan di masa mendatang,” kata Jose.
Penenggelaman kapal ikan asing. (Foto: Antara/Izaac Mulyawan)
zoom-in-whitePerbesar
Penenggelaman kapal ikan asing. (Foto: Antara/Izaac Mulyawan)
Selain itu, kata Jose, produk kelautan dan perikanan telah memberikan kontribusi yang besar dalam ekonomi masyarakat dan negara. “Karena itu, kita semua harus pastikan bahwa stok ikan tetap terjaga dengan baik dan lingkungan laut kita harus kita pelihara bersama-sama,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Dalam hal perlawanan IUUF, Jose menyebut Indonesia merupakan salah satu negara yang pertama kali yang berkomitmen dan mengimplementasikan perlawanan terhadap IUUF dengan nyata. “Ibu Susi merupakan orang yang pertama kali melawan kapal-kapal penangkap ikan ilegal,” puji Jose, yang kembali disambut tepuk tangan.
Jose menegaskan FAO telah mengawal pembahasan-pembahasan terkait komitmen-komitmen bersama negara-negara dunia dalam perlawanan IUUF. Pada tahun 1995, FAO telah menyelesaikan draft dalam upaya menghapus praktek IUUF. Setelah itu, FAO juga mendorong negara-negara di dunia melakukan ratifikasi Port State Measurement Agreement (PSMA), sebagai upaya mempersempit para pelaku IUUF mendaratkan hasil tangkapan ikannya. Masih banyak hal lain yang dilakukan FAO, termasuk pelarangan transshipment.
Jose mengingatkan kembali negara-negara di dunia untuk berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibahas di FAO terkait IUUF. “Kita semua butuh komitmen yang kuat untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan dalam memberantas IUUF,” tegas dia.
ADVERTISEMENT
Sementara Karmenu Vella menyatakan hari ini merupakan hari penting karena ini adalah perayaan pertama kali Hari Internasional Perlawanan IUUF. “Mengapa penting, karena kita diingatkan untuk menjaga laut kita dan diingatkan pentingnya kita melawan secara bersama-sama praktek IUUF,” kata Karmenu.
Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Sebagaimana Jose, Karmenu juga menyinggung peran Indonesia yang begitu gigih dalam pemberantasan IUUF baik di tingkat dalam negeri maupun global. “Indonesia adalah partner penting dalam pemberantasan IUUF. Selama ini Indonesia yang telah sukses dalam upaya memerangi IUUF,” puji Karmenu. Para peserta yang hadir pun memberikan tepuk tangan.
Pujian dari Jose dan Karmenu ini menjadi catatan penting dalam perjalanan Indonesia memerango IUUF dan sejalan dengan apresiasi dari sebagian masyarakat Indonesia. Atas ketegasannya dalam pemberantasan IUUF, Susi pun kerap mendapat banyak penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Susi pun dianugerahi sebagai menteri dengan kinerja terbaik, menteri berpengaruh, dan semacamnya dari media dalam dan luar negeri, lembaga survei, dan civitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Namun, tetap saja, ada sekelompok orang, baik politisi, akademisi, tokoh kelautan dan perikanan, maupun organisasi nelayan, memprotes kebijakan-kebijakan yang Susi lakukan dalam membangun industri kelautan dan perikanan. Yang sungguh ironis, Susi juga diprotes oleh kalangan pemerintah sendiri. Protes keras pernah dialamatkan kepada Susi atas kebijakannya menenggelamkan kapal-kapal eks asing yang terbukti melakukan penangkapan ilegal. Susi juga diprotes karena membuat peraturan yang melarang penggunaan cantrang yang dinilai sebagai alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Susi juga pernah diprotes gara-gara tidak memperbolehkan penangkapan lobster yang masih berusia kecil.
Susi Pudjiastuti dan Jose da Silva (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti dan Jose da Silva (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
Atas protes-protes itu, Susi tetap saja teguh pada pendiriannya. Hingga saat ini, Susi telah menenggelamkan 363 kapal eks asing yang terbukti melanggar hukum. Akibat kebijakan Susi, saat ini stok ikan di laut Indonesia meningkat dua kali lipat dibanding 2013 lalu. Tahun 2013 stok ikan hanya 6,5 juta ton. Pada tahun 2017, stok ikan meningkat sebanyak 12,5 juta ton. Nelayan-nelayan Indonesia saat ini juga semakin mudah menangkap ikan. Bahkan, nelayan-nelayan di Natuna bisa mendapatkan ikan tuna seberat 50-70 kg dengan hanya melaut 5 mil dari pantai.
ADVERTISEMENT
Terhadap kebijakannya ini, Susi menegaskan apa yang dia lakukan demi pembangunan industri kelautan dan perikanan yang berkelanjutan (sustainable). “Ini demi anak cucu kita kelak. Laut kita harus sehat. Stok ikan harus kita jaga, ekosistem laut harus kita pelihara dengan baik. Kesejahteraan nelayan-nelayan kita juga harus meningkat,” kata Susi.