Industri Manufaktur Mikro Hingga Besar Meningkat di Kuartal II 2018

1 Agustus 2018 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Industri kecil menengah (Foto:  ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Industri kecil menengah (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang selama kuartal II 2018 naik 4,36 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau secara tahunan (year on year/yoy). Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki merupakan industri yang mengalami peningkatan terbesar yakni 27,73 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, meski mengalami peningkatan, beberapa sektor industri perlu mendapat perhatian karena menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Industri jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan tercatat turun 11,37 persen (yoy).
"Untuk industri manufaktur besar dan sedang ini, share yang paling tinggi adalah industri makanan dengan share 25,41 persen. Jadi selain industri yang tadi mengalami penurunan, harus diperhatikan juga makanan, karena sedikit saja dia turun akan mempengaruhi industri lainnya karena share makanan besar," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/8).
Sementara itu, industri manufaktur besar dan sedang di kuartal II juga mengalami kenaikan 1,49 persen jika dibandingkan kuartal I 2018 atau secara kuartalan (quarter to quarter/qtq). Industri pengolahan tembakau Tercatat mengalami kenaikan tertinggi, yakni sebesar 10,31 persen (qtq).
ADVERTISEMENT
"Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah barang galian bukan logam yang turun 8,47 persen dan jasa reparasai dan pemasangan mesin turun 8,32 persen, industri pengolahan turun 7,17 persen, dan industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer turun 6,60 persen," jelasnya.
Sedangkan industri manufaktur mikro dan kecil selama kuartal II 2018 ini naik 4,93 persen (yoy) dan naik 1,34 persen (qtq).
Pertumbuhan positif terbesar terjadi pada industri pakaian jadi yang naik 6,9 persen dan pertumbuhan negatif atau yang mengalami penurunan adalah industri pengolahan tembakau sebesar 13,63 persen.